Senin, 28 Desember 2015

Study kepustakaan


BAB I
STUDI KEPUSTAKAAN

A.    Landasan Teori
1.      Pengertian
-          Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
( Kapita Selekta, 2001 . 260 )
-          Abortus adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gr atau umur hamil kurang dari 28 minggu
( Manuaba, 1998 : 214 )
-          Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan ( oleh akibat tertentu ) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 20 minggu dan janin mencapai berat 500 gr.
( Sarwono, 2000 : 302 )

2.      Etiologi
Hal – hal yang menyebabkan abortus dapat dibagi sebagai berikut :
a.       Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau kecacatan. Kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudhgah pada hamil muda.
Factor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah sebagai berikut :
1.      Kelainan kromosom
2.      Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah trisomi, poliploidi dan kemungkinan pola kelainan kromosom seks.
3.      Lingkungan yang sempurna
4.      Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.
5.      Pengaruh dari luar.
6.      Radiasi, virus, obat-obatan dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. 

b.      Kelainan pada plasenta
Endometritis dapat terjadi dalam vili korialis dan menyebabkan oksigenisasi placenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.

c.       Penyakit Ibu
1.      Sep[erti pneumonia, tius abdominalis, malaria dan lain-lain yang dapat menyebabkan abortus.
2.      Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, tifoid, rubella. Kematian fetus dapat disebabkan karena toksin dari ibu atau invasi kuman atau virus pada vetus.
3.      Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alcohol.
4.      Ibu yang asfiksia seperti dekompensasi kordis, penyakit paru berat, anemia garvis.
5.      Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, kekurangan Vit. A, C atau B, diabetes mellitus

d.      Kelainan genetalia
Misalnya pada ibu yang menderita
1.      Anomali congenital (hipoplasia uteri, uterus bikornis)
2.      Kelainan letak dan uterus seperti retroflesi uteri fiksata
3.      Tidak sesempurna persiapan uterus dalam menanti hidasi dari ovum yang sudah dibuahi.
4.      Uterus terlalu cepat meregang (kehamilan ganda, mola).
5.      Distorsia uterus (terdorongnya uterus oleh tumor peluis) 

e.       Antagonis Rhesus
Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus sehingga terjadi anemia pada fletus yang berakibat meninggalnya fetus.

f.       Terlalu cepatnya korpus lateum menjadi atrotis atau factor serviks yaitu Inkompetensi serviks servititis.
g.      Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi umpamanya sangat terkejut, obat-obat uterotonika, ketakutan, laparotomi atau dapat juga karena trauma langsung fetus, selaput janin rusak langsung karena instrument, benda dan obat-obatan.
h.      Penyakit Bapak
Umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC, Anemia dekompensasi kordis, malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (Alkohol, nicotin) sinar rontgent, avitaminosis
( Sinopsis Obstetri, Rustam Mochtar . 1998 : 210)

3.      Frekuensi
-          Diperlukan frekuensi keguguran spontan berkisar antara 10 – 15% namun demikian, rekuensi seluruh keguguran yang pasti sukar ditentukan karena abortus buatan banyak tidak dilaporkan kecuali bila terjadi komplikasi.
-          Menurut SIGLER dan EASMAN , abortus terjadi pad 10% kehamilan RS Pirngadi Medan juga mendapati angka 10% dari seluruh kehamilan. Menurut EASTMAN 80% abortus terjadi padabulan ke 2 – 3 kehamilan, sementara SIEMENS mendapatkan angka 76%.
( Sinopsis Obstetri, Rustam Mochtar, 1998 : 211 )

4.      Patologi
-          Pada awal abortus terjadio perdarahan dalam desidua basalis yang diikuti oleh nekrosi jaringan di sekitarnya sehingga menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya yang merupakan benda asing dalam uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya.
-          Pada kehamilan < 8 minggu hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya karena vili korialis belum menembus desidua secara mendala.
-          Pada kehamilan antara 8 – 14 minggu villi konalis menembus desidua lebih dalam sehingga plasenta tidak dilepasakan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan.
-          Pada kehamilan > 14 minggu dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin disusul beberapa waktu kemudian plasenta, abortus ini menyerupai persalinan biasa.
-          Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam bentuk :
Ø Ada kalanya kantong amnion kosong atau didalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas (bligted ovum).
Ø Janin telah mati lama (missed abortion) dapat berupa
a.       Mola kruenta : Mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat, ia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah.
b.      Mola Tuberosa : amnion tampak berbenjol – benjol karena terjadi kematian antara amnion dan korion.
c.       Mola Karnosa : pigmen telah diserap dan dalam sisanya terjadi organisasi, sehingga semuanya tampak seperti daging.
d.      Fetus kompresus : janin mengalami mumufikasi terjadi penyerapan kalsium dan tertekan sampai gepeng.
e.       Fetus Papiraseus : kompresi fetus berlangsung terus terjadi penipisan laksana kertas.
f.       Maserasi : kulit terkelupas, tengkorak menjadi lembek perut membesar karena terisi cairan dan seluruh jaringan berwarna kemerah-merahan.
( Ilmu Kebidanan, Prawirohardjo, 1999 : 304 )

5.      Dasar diagnosis keguguran
Ø  Dugaan keguguran diperlukan beberapa criteria sebagai berikut :
-          Terjadi keterlambatan dating bulan
-          Terjadi perdarahan
-          Disertai rasa sakit perut
-          Dapat diiukti oleh pengeluaran hasil konsepsi
-          Pemeriksaan hasil tes hamil daapt masih positif / negatif

Ø  Hasil pemeriksaan fisik terhadap penderita bervariasi
1.      Pemeriksaan fisik bervariasi tergantung jumlah perdarahan
2.      Pemeriksaan fundus uteri
-          Tinggi dan besarnya tetap sesuai dengan umur kehamilan
-          Tinggi dan besarnya sudah mengecil
-          Fundus uteri tidak teraba diatas simphisis 
3.      Pemeriksaan dalam
-          Serviks uteri masih tertutup
-          Serviks sudah terbuka dan dapat teraba ketuban dan hasil konsepsi dalam kavum uteri / pada kanalis servikalis.
-          Besarnya rahim (uterus) telah mengecil.
-          Konsistensinya lunak.
6.      Klasifikasi
Abotus dapat dibagi menjadi 2 golongan
a.       Abotus spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului factor – factor alamiah
b.      Abortus provokatus (induced abortus)
Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obaan maupun alat-alat. Aboortus ini dibagi lagi menjadi :
1.      Abortus Medisinalis / therapeutika.
Adalah abortus karena tindakan sendiri dengan alas an bila kehamilan dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
Biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 orang dokter ahli
2.      Abortus kriminalis
Adalah abortus yang terjadi oleh kaena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.

Klinis abortus spontan
Dapat dibagi atas :
1.      Abortus Kompletus (keguguran lengkap)
a.       Pengertian
-          Abortus kompletus adalah seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus) sehingga rongga rahim kosong
(Sinopsis Obstetri, Rustam Mochtar, 1998 : 211)
-          Abortus kompletus adalah seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan, sehingga tidak memerlukan tindakan
(Manuaba, 1998 : 219)


b.      Gejala
-          Uterus mengecil
-          Perdarahan sedikit
-          Kanalis servikalis telah tertutup
( Manuaba , 1998 : 219 )

c.       Penanganan
-          Tidak perlu evakuasi lagi.
-          Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak.
-          Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
-          Apabila terjadi anemia sedang berikan tablet sulfur terosus 600 mg/hari, selama 2 minggu.
Jika anemia berikan transfusi
-            Konseling asuhan paska keguguran dan pemantauan lanjut
( Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal, 2002 : M – 13 )

2.      Abortus Inkompletus ( keguguran bersisa )
a.       Pengertian
-          Abortus inkompletus ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.
( Ilmu Kebidanan, prawirohardjo, 1999 : 307 )
-          Abortus Inkompletus ialah sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan yang tertinggal adalah desidua atau placenta.
( Manuaba , 1998 : 212 )




b.      Gejala
Didapati antara lain adalah amenohoe, sakit perut dan mules-mules perdarahan yang bisa sedikit atau banyak dan biasanya stolsel (darah beku ) sudak keluar fetus / jaringan
( Sinopsis obstetric , Rustam , 1998 : 212 )

c.       Penanganan
-          Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan keahmilan < 16 minggu , evakuasi dapat dilakukan secara digital atau cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yan gkeluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg 1M atau misiprostol 400 mg PO.
-          Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan < 16 minggu evakuasi hasil konsepsi dengan
Ø  Aspirasi Vakum Mnual (AVM) merupakan metode evakuasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia.
Ø  Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg IM (diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400 mg PO (dapat diulangi setelah 4 jam jika perlu).
Ø  Jika kehamilan > 16 minggu
-          Berikan infuse oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan (garam fisiologik atau RL) dengan kecepatan 40 tetes / mnt. Sampai 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
-          Jika perlu berikan misoprostol 200 mg pervag setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi ( max 800 mg )
-          Evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
Ø  Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
( Praktis Kesehatan Maternal dan Neonatal , 2002 : M – 13 )

3.      Abortus Insipiens (keguguran membakat)
a.       Pengertian
-          Abortus Isipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan kurang 20 minggu dengan adanya diatasi serviks yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
( Ilmu kebidanan, prawirohardjo, 1999 : 306 )
-          Abortus Insipiens adalah keguguran membankat yang tidak dapat dihentikan karena setiap saat dapat terjadi ancaman perdarahan dan pengeluaran hasil konsepsi.
( Manuaba, 1998 : 218 )

b.      Gejala
-          Perdarahan
-          Perut terasa mules menjadi lebih sering dan kuat
-          Pada pemeriksaan dijumpai erdarahan lebih banyak, kandis servikalis terbuka dan jaringan / hasil konsepsi dapat diraba
( Manuaba, 1998 : 218 )

c.       Penanganan
-          Jika usia kehamilan < 16 minggu lakukan evakuasi uterus denngan aspirasi vakum Manual (AVM). Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan :
Ø  Berikan ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang sesudah 4 jam jika perlu)
Ø  Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus
-          Jika usia kehamilan > 16 minggu
Ø  Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi kemudian evakuasi sisa hasil konsepsi.
Ø  Jika perlu lakukan infuse 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan IV (garam fisiologik / RL ) dengan kecepatan 40 tetes / mnt untuk membantu ekspedisi hasil konsepsi.
-          Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
( Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002 : M – 12 )

4.      Abortus Immiens (keguguran mengancam)
a.       Pengertian
Abortus immiens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu , dimana hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi serviks.
( Ilmu kebidanan, prawirohardjo, 1999 :305)
b.      Gejala
-          Terdapat keterlambatan datang bulan
-          Tedapat perdarahan, perut mules
-          Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur hamil dan dapat terjadi kontraksi otot rahim
-          Hasil pemeriksaan dalam terdapat perdarahan dan kanalis servikalis dan kanalis masih tertutup.
-          Hasil pemeriksaan tes hamil masih positif.
(Manuaba, 1998 : 218)

c.       Penanganan
-          Istirahat total di tempat tidur
Ø Meninggikan aliran darah ke rahim
Ø Mengurangi rangsangan mekanis
-          Obat – obatan yang dapat diberikan
Ø Penenang : Phenobarbital 3 x 30 mgm valium
Ø Anti perdarahan : Adona, trnasamin
Ø Vit. B kompleks
Ø Hormonal : Progestron
Ø Penguat plasenta : getanor, duhaston
Ø Anti kontraksi rahim (duvadilan, Papaverin)
-          Evaluasi
Ø Perdarahan, jumlah , lamanya
Ø Kehamilan dapat diulangi
Ø Konsultasi pada dokter ahli untuk penanganan lebih lanjut dan pemeriksaan USG
( Manuaba, 1998 :128)

5.      Missed abortion
a.       Pengertian
-          Missed abortion adalah kemaatian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janinn itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
( Ilmu Kebidanan, prawirohardjo, 1999 : 308 )
-          Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.
( Sinopsis obstetric, Rustam Mochtar, 1998 : 212 )

b.      Etiologi
Etiologi abortion tidak diketahui, tetapi dengan pengaruh hormone progestron. Pemakaian hormone progestron pada abortus imminens juga dapat menyebabkan missed abortion.

c.       Gejala
Dijumpai amenorhoe, perdarahan, sedikit-sedikit berulang pada permulaanya, serta selama observation undus tidak bertambah tinggi malahan tambah rendah. Kalau tadinya ada gejala-gejala kehamilan belakangan menghilang, diiringi dengan reaksi kehamilan yang menjadi negative pada 2 – 3 minggu sesudah fetus mati. Pada pemeriksaaan dalam, serviks tertutup dan ada darah sedikit. Sekali – kali pasien merasa perutnya dingin atau kosong.
Fetus yan gmeninggal ini :
-          Bisa keluar dengan sendirinya dalam 2 – 3 bulan sesudah fetus mati.
-          Bisa diabsorbsi kembali sehingga hilang.
-          Bisa terjadi mongering dan menipis dicabut fetus papuraceus.
-          Bisa jadi mola karnosa dimana fetus yang sudah mati 1 minggu akan mengalami degenerasi dan ait ketubannya diresorbsi.
( Sinopsis obstetric, Rustam Mochtar, 1999 : 309 )

6.      Abortus Habitualis
a.       Pengertian
-          Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut.
( Ilmu Kebidanan, prawirohardjo, 1999 : 309 )
-          Abortus Habitualis adalah keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih.
( Sinopsis obstetric, Rustam Mochtar, 1998 : 213 )

b.      Etiologi
1.      Kelainan dari ovum atau spermatozoa, dimana kalau terjadi pembuahan hasilnya adalah pembuahan yang patologis.
2.      Kesalahan ibu yaitu disfungsi tiroid, kesalahan korpus luteum, kesalahan plasenta yaitu tidak sanggupnya plasenta menghasilkan progestron sesudah korpus luteum atrois. Ini dapat dibuktikan dengan mengukur kadar pregnadiol dalam urin. Selain itu juga berantung kepada keadaan gizi ibu (malnutrisi), kelainan anatomis dari rahim, Febris Undulad (contigaius abortion), hipertensi oleh karena kelainan pembuluh darah sirkulasi pada plasenta / villi terganggu dan fetus jadi mati. Dapat juga gangguan psikis, serviks inkompeten / rhesusu antagonis.
( Sinopsisi obstetric, Rustam Mochtar, 1998 : 213 )

c.       Pemeriksaan
1.      Histerosalpingografi, untuk mengetahui ada tidaknya mioma uterus submukosa dan anomaly congenital.
2.      BMR dan kadar yodium darah diukur untuk mengetahui apakah ada / tidak gangguan thyroidea.
3.      Psiko analisis
( Sinopsis obstetric, Rustam Mochtar, 213 )

d.      Gejala
-          Pada kehamilan triwulan kedua terjadi pembukaan serviks disertai mules, ketuban menonjol dan pada suatu saat pecah, kemudian timbul mules yang diikuti pengeluaran janin yang biasanya masih hidup dan normal.
-          Pada kehamilan triwulan pertama, penderita mengeluh mengeluarkan banyak lendir dari vagina
( Ilmu kebidanan, prawirohardjo , 1999 : 310 )

e.       Penanganan
-          Memperbaiki keadaan umum yaitu pemberian makanan yan gsempurna, istirahat cukup banyak. Larangan koitus dan olahraga.
-          Terapi dengan hormone progestron, vitamin, hormone tiroid. Pada serviks inkompeten terapinya adalah operatif SHIROD KAR dan MC DONALD.
( Ilmu kebidanan, prawirohardjo, 1999 : 310 )



7.      Abortus Infeksious dan Abortus Septik
a.       Pengertian
Abortus infeksious adalah abortus yang disertai infeksi pada genetalia,sedang abortus septic ialah abortus infeksious berat dosertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum.
( Ilmu kebidanan, prawirohardjo, 1999 : 310 )

b.      Gejala
-          Adanya abortus amenrhoe, perdarahan keluar jaringan yang telah ditolong ke luar RS.
-          Pemeriksaan : kanalis servikalis terbuka, teraba jairngan, perdarahan dan sebagainya.
-          Tanda – tanda infeksi alat genetalia : demam, nadi cepat, perdarahan, berbau, uterus besar dan lembek, nyeri tekan.
-          Pada abortus septic : kelihatan sakit berat, panas tinggi, menggigil, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun sampai syok. Perlu diobservasi apakah ada tanda perormasi atau akut abdomen.
( Sinopsis Obstetri, Rustam Mochtar, 1998 : 214 )

c.       Penanganan
-          Bila pedarahan banyak, berikan transfuse darah dan cairan yang cukup.
-          Berikan antibiotika yang cukup dan tepat
Ø  Berikan suntikan penicillin 1 juta satuan tiap 6 jam.
Ø  Berikan suntikan streptomycin 500 mg setiap 12 jam.
Ø  Atau antibiotika spectrum luas lainnya.
-          24 jam sampai 48 jam setelah dilindungi dengan antibiotika atau lebih cepat bila terjadi perdarahan banyak, lakukan dilatasi dan kuretase untuk mengeluarkan hasil konsepsi.
-          Infus dan pemberian antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan kemajuan penderita.
-          Pada abortus septic terapi sama saja, dosis dan jenis yang tetap sesuai dengan hasil pembiakan dan uji kepekaan umum,
-          Tindakan operatif dilakukan bila keadaan umum membaik dan partus mereda.

Komplikasi  Abortus
1.      Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa – sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfuse darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2.      Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperetrofleksi. Jikia ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu histerektomi. 
3.      Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus inkompletus dan antisepsis.
4.      Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan ( syok hemoragik ) dank arena infeksi berat ( syok endoseptik )






BAB II
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
PADA ABORTUS INCOMPLETUS

I.       PENGKAJIAN
Tanggal ……… jam  …………… WIB

a.       Data Subyektif
1.      Identitas klien
Nama : Ny ……                                        Nama Suami : Tn ……
Umur : ……. Th                                        Umur  : …….. th
Agama :                                                     Agama :
Pendidikan :                                              Pendidikan :
Pekerjaan :                                                 Pekerjaan :
Alamat :                                                   

2.      Alasan datang
Ibu mengatakan tidak haid selama kurang dari 20 minggu mengeluarkan darah segar bergumpal – gumpal warna merah tua.

3.      Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu tidak menderita penyakit dan menahun seperti pneumonia, tifus, anemia keracunan, toxoplasmosis, tidak pernah menderita penyakit kelamin seperti sifilis, penyakit menurun seperti hipertensi, dan tidak pernah operasi

4.      Riwayat kesehatan sekarang
-          Sedang / tidak menderita penyakit menular dan kronis seperti jantung, hipertensi dan DM.
-          Ibu tidak haid < 20 minggu, ibu mengalami perdarahan dari jalan lahir, ada / tidak ada jaringan, nyeri perut.

5.      Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti tekanan darah tinggi, dan lain-lain

6.      Riwayat Haid
Amenorhoe           : < 20 minggu
Banyaknya            : ……. Kali sehari ganti softex
Menarche              : …….. tahun
Keluhan                 :

7.      Riwayat perkawinan
Nikah        : ………….. x
Lama menikah       : ……….. tahun
Umur pertama kali nikah : ……. tahun

8.      Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
Anak ke …… mual, ANC. TT / tidak, tablet Fe dan Vitamin. Melahirkan dipecah dini, BBL / PBL, Nifas normal, laktasi.

9.      Riwayat hamil sekarang
Ibu merasa hamil, terjadi perdarahan disertai gumpalan, perut terasa mules di daerah symphisis, nyeri pinggang.

10.  Riwayat KB
11.  Pola kebiasaan sehari-hari
-          Aktivitas
Aktivitas berat yang dapat mempengaruhi kehamilan
-          Istirahat
Istirahat yang kurang
-          Nutrisi
Nutrisi yang buruk
-          Kebersihan
Ibu mandi ……… , gosok, gigi, ganti celana dalam
-          Eliminasi
BAB, BAK
-          Kebiasaan
Ibu tidak pernah merokok dan minum alcohol serta minum jamu

12.  Keadaan Psikososial
a.   Psikologi
-          Ibu merasa cemas terhadap keadaanya karena terjadi perdarahan
-          Ibu cemas dilakukan kuretase
b.   Sosial
Hubungan ibu dan suami serta keluarga

13.  Latar Belakang Sosial Budaya
-          Tidak / ada pantangan makanan
-          Tempat biasa berobat
-          Kepercayaan dan mitos-mitos berkenaan dengan abortus

b.      Data Obyektif
1.      Pemeriksaan Umum
KU            : lemah
Kesadaran             : CM
TD             : 140/80 mmHg (kenaikan systole < 30 mmHg / diastolic < 15 mmHg)
N               : 80 – 120 x / mnt
BB             : ± bertambah 0,3 – 0,5 kg / minggu
LILA         : ≥ 23,5 cm
TB             : > 145 cm
RR             : 20 – 24 x / mnt

2.      Pemeriksaan Fisik
a.       Inspeksi
Rambut : warna, bersih / kotor
Wajah  : tidak kuning, tidak pucat, ada / tidak cloasma.
Mata    : kongjungtiva, simetris, sclera tidak kuning
Hidung : tidak secret, pendengaran normal
Mulut  : bibir tidak kering, stomatitis, lidah tidak kotor, caries
Leher   : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
Dada  : payudara simetris, membesar, tegang, putting susu menonjol, tidak terdapat hypermigmentasi areola mammae
Perut : - tinggi dan besarnya tetap sesuai dengan umur kehamilan
            - tinggi dan besarnya sudah mengecil
            - fundus uteri tidak teraba di atas symphisi

b.      Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
Dada : pada payudara tidak teraba benjolan abnormal
Perut : Ball ( + )
1.      Tinggi dan besarnya tetap sesuai dengan umur kehamilan
2.      Tinggi dan besarnya sudah mengecil
3.      Fundus uteri tidak teraba di atas simpisis

c.       Auskultasi

d.      Perkusi
Reflek p[atella +/+ (tidak begitu banyak artinya, kecuali bila ada suatu indikasi)

e.       Inspekulo
V/V : fluksus (+), warna merah segar tidak / ada benjolan abnormal
Portio : terbuka / tertutup, warna merah, fluktus (+)

f.       Pemeriksaan dalam
V/V : tidak / adabenjolan, darah warna merah segar
Portio : terbuka, teraba jaringan, lunak seperti bibir, primipara / multipara
Uterus : antefleksi/ retrofleksi, tinggi dan besarnya tetap/mengecil
Adnexa : dalam batas normal, tidak ada massa, tidak nyeri goyang

II.    IDENTIFIKASI MASALAH / DIAGNOSA
Dx : G …. P ….. UK < 20 minggu dengan abortus inkomplitus
Ds : - Ibu mengatakan tidak haid selama < 20 minggu
        - Ibu mengatakan perdarahan kemaluan, warna merah segar,, ada/tidak jaringan hasil konsepsi yang keluar, nyeri perut.
Do :
-          HPHT
-          Palpasi : Ball (+)
-          Inspekulo
V/V : fluktus, warna, tida / ada benjolan
Portio : terbuka / tertutup, warna merah, fluktus (+)
-          Pemeriksaan dalam
V/V : tidak/ada benjolan, darah warna merah segar.
Portio : terbuka, teraba jaringan, lunak
Uterus : antefleksi/retrofleksi, tinggi dan besarnya
Adnexa : dalam batas normal, tidak ada massa, tidak nyeri goyang

Masalah :
1.      Perdarahan
DS : -
DO : keluar darah dari jaringan lahir
2.      Infeksi
DS : -
DO : suhu > 37,5 0 C , takikardi, nyeri tekan

III. INTERVENSI
Dx : G … P … Ab … UK < 20 minggu dengan abortus incomplitus
Tujuan : - tidak terjadi perdarahan lebih lanjut dan segera berhenti
              - tidak terjadi kompolikasi atau kelainan pada ibu
              - klien setuju dengan tindakan kuretase

Intervensi :
a.       Beritahu tentang keadaan saat ini
R/ : dengan memberitahu keadaanya diharapkan klien tenang
b.      Jelaskan padaibu bahwa janinnya tidak dapat dipertahankan
R/ : klien mau mengerti dan tidak mengharapkan kehadiran anaknya
c.       Jelaskan pada ibu tentang penyebab abortus
R/ : klien akan berhati-hati dalam menjaga kehamilan yang akan datang
d.      Anjurkan pada ibu untuk makan-makanan yang bergizi
R/ : gizi terpenuhi dan gizi yang baik diharapkan dapat mencegah infeksi
e.       Jelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan curetase oleh dokter
R/ : dengan penjelasan yang benar klien dapat kooperatif dengan tindakan yang dilakukan.
f.       Anjurkan ibu untuk mengikuti KB setelah kuretase
R/ : dengan mengikuti KB dapat menunda kehamilan sebelum kondisi rahim benar-benar siap untuk implantasi
g.      Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
R/ : mendapat tindakan dan perawatan lebih lanjut.

Masalah :
1.      Perdarahan
Tujuan : perdarahan berkurang
KH : - muka ibu tidak gelisah
         - muka ibu tidak pucat
         - N : 84 x / mnt
                     - RR : 20 x / mnt
Intervensi :
a.       Lakukan pengosongan uterus dari sisa hasil  konsepsi dapat mencegah perdarahan lebih lanjut
R / : pengosongan uterus dari sisahasil konsepsi dapat mencegah perdarahan lebih lanjut
b.      Beri tranfusi darah
R / : dapat mengganti darah yang hilang

2.      Infeksi
Tujuan : tidak terjadi infeksi
KH : - tidak terdapat tanda-tanda infeksi
         - suhu tubuh tidak > 37 0 C
         - KU baik
         - leukosit dalam batas normal 3.500 – 10.000 mm3
Intervensi :
a.       Observasi tanda-tanda vital
R / : TTV merupakan parameter dalam mendeteksi kelaianan
b.      Berikan cairan infuse
R / : untuk mengganti cairan yang hilang
c.       Beritahu transfuse darah
R / : transfuse darah dapat mengganti darah yang hilang

IV. IMPLEMENTASI
Implementasi mengacu pada intervensi

V.    EVALUASI
Evaluasi mengacu pada KH
















BAB III
TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian
    Hari           tanggal 13 Februari 2007 jam 18.00
    A. Data Subyektif
      1. Biodata 
          Nama istri      : Ny ” W “                                  Nama suami : Tn.“ S “
          Umur              :  26 th.                                       Unur            : 29 th.
          Agama            : Islam                                        Agama         : Islam
          Pendidikan      : SMU                                        Pendidikan   : SLTP
          Pekerjaan        : IRT                                          Pekerjaan      : Wiraswasta
          Alamat            : Purwokerto, Ngadiluwih
          No Reg            : 020811
       2.KeluhanUtama                                                                                                                                   I          Ibu mengatakan perutnya mules dan mengeluarkan darah yang banyak diserta
            Janin dan plasenta sejak pukul 16.00 WIB. Di rumah
       3. Riwayat Kesehatan  Yang Lalu
           Ibu mengatakan tidak pernah  menderita penyakit menurun seperti Hipertensi,  
           DM. Ibu tidak pernah oprasi sebelumnya. Ibu mengatakan tidak pernah operasi
       4. Riwayat Kesehatan Sekarang
           Ibu mengatakan agak sakit pusing, mengalami perdarahan pada jalan lahir,
           Nyeri perut bagian bawah.
       5. Riwayat Kesehatan Keluarga
           Tidak ada keluarga yang menderita penyakit menular, menahan dan menurun
       6. Riwayat Haid
           Menarche  : 14 tahun                                 Banyaknya   : ± ganti softek 3 x /hari
           Sirklus       :28 hari                                     HPHT          : 1-10-2006
           Lama         : 8 hari                                      Disminorhea :Tidak
       7. Riwayat Perkawinan
           Menikah  : 1 x
           Lama       : 6 tahun
           Usia pertama menikah : 20 tahun
       9. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
  Kehamilan  : Ibu mengalami mual muntah sampai usia kandungan 2 bulan. 
Ibu periksa di bidan sebanyak 4 kali. Ibu mendapat tablet Fe dan minum setiap hari. Ibu mendapat suntik TT dan penyuluhan dari bidan tentang senam hamil.
 Persalinan : Ibu melahirkan di rumah bidan secara sepotan belakang kepala. Plasenta lahir lengkap secara sepontan. Tidak ada jahitan di jalan lahir, Perdarahan normal.
           Nifas : Nifas normal. Tanpa komplikan. Yaitu tidak terjadi perdarahan.
   10. Riwayat Kehamilan Sekarang
         Ibu mengatakan ini adalah kehamilanya yang ke-2 dan maih berusia 4 bulan lebih. Pada tangggal 9 Februari 2007 ibu memeriksakan kandunganya kebidan dan di nyatakan  normal. Tapi pada tanggal 31-02-2007 di rumah ibu mengeluarkan darah yang banyak disertai gumpalan-gumpalan dan myeri perut bagian bawah. Kemudian ibu dibawa ke bidan dan kemudian di rujuk ke RSI-Al-Arafah.
11. Riwayat KB
  Ibu menggunakan KB pil sejak 3 tahun yang lalu. Dan sekitar 1 th yang lalu ibu berhenti memakai alat kontrasepsi.
12. Pola Kebiasaan sehari-hari
      a. Pola istirahat
          di rumah : Ibu tidak pernah tidur siang. Tidur malam ± 9 jam/hari
           di Rs :-


  b. Pola nutrisi
      di rumah : nafsu makan ibu berkurang saat hamil karena mengalami meual         
                       muntah. Minum air putih ± 5 gelas/hari kadang susu/the.  
      di Rs :-
  c. Pola aktifitas
      di rumah : Ibu mengatakan bahwa is mengerjakan aktifitasnya seperti
                       biasa. Sebulum terjadi perdarahan ibu barusaja ikut pergi dari
                       rumah sudaranya yang jaraknya lumayan jauh.
       di Rs : Ibuhanya berbaring ditempat tidur karena merasa ksakitan
  d. Pola eliminasi
      di rumah : BAB = 1x/hr . BAK = 5-6 x/hr
      di Rs       : BAB (-) , BAK = (-)
  e. Pola kebersihan 
      Mandi 2x/hr, gosok gigi, ganti pakaian tiap kali kotor
  f. Kebiasaan
     Ibu tidak pernah merokok dan minum olkohol
        12. Keadaan social dan kultural
    - Hubungan ibu dan keluarga baik 
    - Tidak diadakan upacara  7 bulanan
        13. Keadaan psikologi dan spiritual                      
                -Ibu sangat cemas karena kehamilan ini sangat diinginkan
                -Ibu berdoa semoga bisa hamil lagi

      B . Data Obyektif
            1. Pemeriksaan umum
                KU : lemah                                      BB sebelum hamil = 50 kg
                Kesadaran : CM                              BB setelah hamil    = 51 kg
                TD =100/60 mmHg                         TB = 160 cm
                S = 36 ºC                                          TP = 8-7-07
              N = 88 x/mnt
              RR =26 x/mnt
           2. Pemeruksaan khusus
               a. Inspeksi
                   Kepala  : bersih, hitam, tidak rontok. Benjolan (-), oedema (-)
                   Muka    : agak pucat,eodoma (-)
                   Mata     : konjungtiva agak pucat, sklra putih
                   Hidung : bersih, secrit (-), polip (-)
                   Telinga : bersih, secrit
                   Mulut   : bersih, bibir agak kering, lidah tidak kotor
                   Leher    : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dan vena jugularis
                   Dada     : payudara membesar, putting menonjol, heperpigmintasi (+)
                   Perut     : strie albican (-), bekas sc (-)
                   Genetalia : vanses (-), eodoma (-), keluar darah warna merah tua
                   Ektrimitas : oedoma (-), vanses (-)
               b. Payudara :benjolan (-), colostrum (-)
                   Perut  - Leopold I     =TFU 2 jari atas simfisis
                                Leopold II   = -
                                Leopold III  = -
                                Leopold lV  = -
               c. Inspekulo
                   Porho terbuka, fluksus (+)

               d. Pemeriksaan dalam
                   v/v = oedoma (-), keluar darah
                   portio = terbuka seujung jari                                                                                                                        
3. Terapi
   - Infus RL
   - Antibiotik (3x1), mefinal (3x1)
II. INDENTIFIKASI MASALAH DIAGNOSA
                 Dx : G2P1001  Uk  = 18-19 mgs dengan abortas inkomplitas
                 Ds  : Ibu mengatakan hamil yang ke-2 . Pada tanggal 13-02-2007 jm 16.00
                          mengeluarkan darah banyak disertai janin dan nyeri perut bagian
                          bawah.
                 Do : Ku : lemah                      Infeksi :
                         Kesadaran : CM              Mata : konjungsi agak pucat
                         TN : 100/60 mmmHg      Genetika : keluar darah merah tua
                         N    : 88x/mnt                   Pemeriksaa dalam
                         RR  : 26x/mnt                   v/v   : oedema (-), darah (-)
                         S     : 36ºC                         Porho terbuka seujung jari
                
Masalah :
1.      Cemas
Ds = Ibu mengatakan cemas terhadap keadaanya karena 
         kehamilanya sangat diinginkan.
Do = N   : 88x/mnt
         RR : 26x/mnt
         Muka tampak agak pucat

III. INTERVENSI
                 Dx : G2P1001   Uk : 18-19 mingggu dengan arbutus inkomplitasi
                 Tujuan : tidak terjadi komplikasi pada ibu
                 KH : - peredaran darah segera berhenti dalam waktu ±1 minggu                                                   
-          sisa konsepsi dapat keluar semua
-          Ku = baik
TD = 100/70 – 130/90 mmHg
N   = 60-100x/mnt
RR = 16-24x/mnt
S    = 36-37ºC
Hb : 10-11 gram %

           Intervensi :
1.      Bertahan ibu tentang kondisinya saat ini
R/ : informasi tentang keadaan ibu akan membuat ibu koperatif dengan                          
                  tindakan yang akan dilakukan terhadap ibu.
2.      Jelaskan pada ibu akan dilakukan kuritase oleh dokter
R/ : dengan penjelasan pada ibu di harapkan kita dapat komperatif 
       dengan tindakan yang dilakukan
3.      Kolaborasi dengan tim medis dalam tindakan kuratase
R/ : mendapat tinadakan dan perawatan lebih lanjut
4.      Menyiapkan surat persetujuan untuk tindakan kuret
R/ : sebagai bukti tertulis kesediaan menjalani tindakan
           Masalah : cemas
           Tujuan : cemas berkurang
           KH : - ibu mengerti dengan keadaannya
                    - ibu mengerti penyebab abortus      
   - ibu siap menghadapi kuritase
   - ibu tidak tegang
            Intervensi
a.       Jelaskan pada ibu penyebab abortus
R/ : dengan mengetaui penyebab abortus klien dapat berhenti dalam
       menjaga kehamilannya yangakan dating.

b.      Berikan kesempatan ibu mengungkapkan perasaannya
R/ : ibu mudah mengontrol emosinya
c.       Beri dukungan mental
R/ : meningkatkan percayay diri ibu.
IV. IMPLEMENTASI
    Tgl 13 Februari 2007    jam 19.30 WIB
    Dx : G2P1001                 Uk 18-19 minggu dengan Ag. Implentasi
    Iplementasi :
1.      Memberitau ibu tentang kondisi ini bahwa peredaran yang dialami ibu merupakan penyenaran dari hasil konsepsi janin ibu. Janin ibu memang sudah lahir numun masih ada sisa jaringan yang berada dirahim sehinga harus dikeluarkan supaya perdarahannya tidak banyak dan tidak terjadi infeksi di rahim ibu.
2.      Menjelaskan pada ibu akan dilakukan kurates oleh dokter untuk mengeluarkan sisa jaringan yangberada di rahim dengan menggunakan sendok kuret sampai bersih agar perdarahan segera berhenti. Sebelum dilakukan kuret dipasang infuse, kemidian ibu akan disuntik bius supaya tidak kesakitan.
3.      Menjelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan kuretase oleh dokter karena kuretasi adalah cara untuk menghentikan peredaran
4.      Berkolaborasi dengan tim medis dalam tindakan kuritase. Dalam halini kolaborasi dengan dokter obyn dan anashisi.
5.      mempersiapkan surat persetujuan untuk tindakaqn curitase sebagai bukti tertulis.

MASALAH :
1.      Gangguan spikologis cemas
      Implementasi:
a.   Menjelaskan pada ibu tentang penyebap abortus.
b.  Memberi kesempatan keapada ibu untuk mengungkapkan perasannya setelah kehamilannya sudah tidak dapat dipertahankan lagi.
c.   Memberi dukungan mental pada ibu . Dan memberitahu ibu bahwa umur ibu masih memungkinkan untuk hamil kembali karena belum memasuki resti.
V . EVALUASI
     Tgl, 13 Februari 2007 jam 21.00 WIB
     Dx: P1011           Uk, 18-19 minggu dengan abortus inkomplitus.
      S  : - Ibu mengerti keadaan saat ini.
            - Ibu mengeluh perytnya mules setelah dilakukan curetase.
      O : - Telah dilakukan curetaseoleh dokter pada jam 20.00 WIB.
            - Konjungtiva tidak bulat.
            - KU lemah.
            - TD : 120/80 mmHg.
      A : P1001 dengan poot curettage
      P  : - Bantu ibu untuk makan dan minum.
            - Anjurkan ibu untuk menunda kehamilan dulu sampai ± 4-6 bulan
               sampai rahim pulih kembali.
  - Anjurkan ibu untuk makan, makanan yang bergizi.
  - Jelaskan pada ibu untuk istirahat.
  - Anjurkan ibu untuk kembali ke dokter 1 minggu lagi.

                   Masalah : Cemas
                        S = Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi dengan kondisinya.
                       O = KU = baik               RR = 20x/mnt
                              Kesasdaran = CM    Ibu tampak senang
                              TD =120 /80 mmHg
                              N   = 80x/mnt
                       A = Cemas hilang
                       P = - Jelaskan pada ibi bahawa ibu memungkinkan untuk hamil lagi
                             - Anjurkan pada ibu untuk banyak iastirahat