BAB I
STUDI KEPUSTAKAAN
A. Landasan Teori
1.
Pengertian
-
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram.
( Kapita Selekta, 2001 . 260 )
-
Abortus adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum
mampu hidup diluar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gr atau umur
hamil kurang dari 28 minggu
( Manuaba, 1998 : 214 )
-
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan ( oleh
akibat tertentu ) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 20 minggu dan
janin mencapai berat 500 gr.
( Sarwono, 2000 : 302 )
2.
Etiologi
Hal
– hal yang menyebabkan abortus dapat dibagi sebagai berikut :
a.
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau
kecacatan. Kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudhgah pada hamil
muda.
Factor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah sebagai
berikut :
1.
Kelainan kromosom
2.
Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan
ialah trisomi, poliploidi dan kemungkinan pola kelainan kromosom seks.
3.
Lingkungan yang sempurna
4.
Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat
implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil
konsepsi terganggu.
5.
Pengaruh dari luar.
6.
Radiasi, virus, obat-obatan dan sebagainya dapat
mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus.
b.
Kelainan pada plasenta
Endometritis dapat terjadi dalam vili korialis dan menyebabkan
oksigenisasi placenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena
hipertensi menahun.
c.
Penyakit Ibu
1.
Sep[erti pneumonia, tius abdominalis, malaria dan
lain-lain yang dapat menyebabkan abortus.
2.
Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti
pneumonia, tifoid, rubella. Kematian fetus dapat disebabkan karena toksin dari
ibu atau invasi kuman atau virus pada vetus.
3.
Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alcohol.
4.
Ibu yang asfiksia seperti dekompensasi kordis, penyakit
paru berat, anemia garvis.
5.
Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme,
kekurangan Vit. A, C atau B, diabetes mellitus
d.
Kelainan genetalia
Misalnya pada ibu yang menderita
1.
Anomali congenital (hipoplasia uteri, uterus bikornis)
2.
Kelainan letak dan uterus seperti retroflesi uteri
fiksata
3.
Tidak sesempurna persiapan uterus dalam menanti hidasi
dari ovum yang sudah dibuahi.
4.
Uterus terlalu cepat meregang (kehamilan ganda, mola).
5.
Distorsia uterus (terdorongnya uterus oleh tumor
peluis)
e.
Antagonis Rhesus
Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah
fetus sehingga terjadi anemia pada fletus yang berakibat meninggalnya fetus.
f.
Terlalu cepatnya korpus lateum menjadi atrotis atau
factor serviks yaitu Inkompetensi serviks servititis.
g.
Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus
berkontraksi umpamanya sangat terkejut, obat-obat uterotonika, ketakutan,
laparotomi atau dapat juga karena trauma langsung fetus, selaput janin rusak
langsung karena instrument, benda dan obat-obatan.
h.
Penyakit Bapak
Umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC, Anemia dekompensasi kordis,
malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (Alkohol, nicotin) sinar rontgent,
avitaminosis
( Sinopsis Obstetri, Rustam Mochtar . 1998 : 210)
3.
Frekuensi
-
Diperlukan frekuensi keguguran spontan berkisar antara
10 – 15% namun demikian, rekuensi seluruh keguguran yang pasti sukar ditentukan
karena abortus buatan banyak tidak dilaporkan kecuali bila terjadi komplikasi.
-
Menurut SIGLER dan EASMAN , abortus terjadi pad 10%
kehamilan RS Pirngadi Medan juga mendapati angka 10% dari seluruh kehamilan.
Menurut EASTMAN 80% abortus terjadi padabulan ke 2 – 3 kehamilan, sementara
SIEMENS mendapatkan angka 76%.
( Sinopsis Obstetri, Rustam Mochtar, 1998 : 211 )
4.
Patologi
-
Pada awal abortus terjadio perdarahan dalam desidua
basalis yang diikuti oleh nekrosi jaringan di sekitarnya sehingga menyebabkan
hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya yang merupakan benda asing
dalam uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya.
-
Pada kehamilan < 8 minggu hasil konsepsi dikeluarkan
seluruhnya karena vili korialis belum menembus desidua secara mendala.
-
Pada kehamilan antara 8 – 14 minggu villi konalis
menembus desidua lebih dalam sehingga plasenta tidak dilepasakan sempurna yang
dapat menyebabkan banyak perdarahan.
-
Pada kehamilan > 14 minggu dikeluarkan setelah
ketuban pecah ialah janin disusul beberapa waktu kemudian plasenta, abortus ini
menyerupai persalinan biasa.
-
Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam
bentuk :
Ø
Ada
kalanya kantong amnion kosong atau didalamnya benda kecil tanpa bentuk yang
jelas (bligted ovum).
Ø
Janin telah mati lama (missed abortion) dapat
berupa
a.
Mola kruenta : Mudigah yang mati tidak dikeluarkan
dalam waktu singkat, ia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah.
b.
Mola Tuberosa : amnion tampak berbenjol – benjol karena
terjadi kematian antara amnion dan korion.
c.
Mola Karnosa : pigmen telah diserap dan dalam sisanya
terjadi organisasi, sehingga semuanya tampak seperti daging.
d.
Fetus kompresus : janin mengalami mumufikasi terjadi
penyerapan kalsium dan tertekan sampai gepeng.
e.
Fetus Papiraseus : kompresi fetus berlangsung terus
terjadi penipisan laksana kertas.
f.
Maserasi : kulit terkelupas, tengkorak menjadi lembek
perut membesar karena terisi cairan dan seluruh jaringan berwarna
kemerah-merahan.
( Ilmu Kebidanan, Prawirohardjo, 1999 : 304 )
5.
Dasar diagnosis keguguran
Ø
Dugaan keguguran diperlukan beberapa criteria
sebagai berikut :
-
Terjadi keterlambatan dating bulan
-
Terjadi perdarahan
-
Disertai rasa sakit perut
-
Dapat diiukti oleh pengeluaran hasil konsepsi
-
Pemeriksaan hasil tes hamil daapt masih positif /
negatif
Ø
Hasil pemeriksaan fisik terhadap penderita
bervariasi
1.
Pemeriksaan fisik bervariasi tergantung jumlah
perdarahan
2.
Pemeriksaan fundus uteri
-
Tinggi dan besarnya tetap sesuai dengan umur kehamilan
-
Tinggi dan besarnya sudah mengecil
-
Fundus uteri tidak teraba diatas simphisis
3.
Pemeriksaan dalam
-
Serviks uteri masih tertutup
-
Serviks sudah terbuka dan dapat teraba ketuban dan
hasil konsepsi dalam kavum uteri / pada kanalis servikalis.
-
Besarnya rahim (uterus) telah mengecil.
-
Konsistensinya lunak.
6.
Klasifikasi
Abotus
dapat dibagi menjadi 2 golongan
a.
Abotus spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului factor – factor
alamiah
b.
Abortus provokatus (induced abortus)
Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obaan maupun
alat-alat. Aboortus ini dibagi lagi menjadi :
1.
Abortus Medisinalis / therapeutika.
Adalah abortus karena tindakan sendiri dengan alas an bila kehamilan
dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
Biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 orang dokter ahli
2.
Abortus kriminalis
Adalah abortus yang terjadi oleh kaena tindakan-tindakan yang tidak legal
atau tidak berdasarkan indikasi medis.
Klinis abortus
spontan
Dapat dibagi
atas :
1.
Abortus Kompletus (keguguran lengkap)
a.
Pengertian
-
Abortus kompletus adalah seluruh hasil konsepsi
dikeluarkan (desidua dan fetus) sehingga rongga rahim kosong
(Sinopsis Obstetri, Rustam Mochtar, 1998 : 211)
-
Abortus kompletus adalah seluruh hasil konsepsi telah
dikeluarkan, sehingga tidak memerlukan tindakan
(Manuaba, 1998 : 219)
b.
Gejala
-
Uterus mengecil
-
Perdarahan sedikit
-
Kanalis servikalis telah tertutup
( Manuaba , 1998 : 219 )
c.
Penanganan
-
Tidak perlu evakuasi lagi.
-
Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak.
-
Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah
penanganan.
-
Apabila terjadi anemia sedang berikan tablet sulfur
terosus 600 mg/hari, selama 2 minggu.
Jika anemia berikan transfusi
-
Konseling
asuhan paska keguguran dan pemantauan lanjut
( Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal, 2002 : M – 13 )
2.
Abortus Inkompletus ( keguguran bersisa )
a.
Pengertian
-
Abortus inkompletus ialah pengeluaran sebagian hasil
konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal
dalam uterus.
( Ilmu Kebidanan, prawirohardjo, 1999 : 307 )
-
Abortus Inkompletus ialah sebagian dari hasil konsepsi
yang dikeluarkan yang tertinggal adalah desidua atau placenta.
( Manuaba , 1998 : 212 )
b.
Gejala
Didapati
antara lain adalah amenohoe, sakit perut dan mules-mules perdarahan yang bisa
sedikit atau banyak dan biasanya stolsel (darah beku ) sudak keluar fetus /
jaringan
( Sinopsis obstetric , Rustam , 1998 : 212 )
c.
Penanganan
-
Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan keahmilan
< 16 minggu , evakuasi dapat dilakukan secara digital atau cunam ovum untuk
mengeluarkan hasil konsepsi yan gkeluar melalui serviks. Jika perdarahan
berhenti, beri ergometrin 0,2 mg 1M atau misiprostol 400 mg PO.
-
Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia
kehamilan < 16 minggu evakuasi hasil konsepsi dengan
Ø
Aspirasi Vakum Mnual (AVM) merupakan metode
evakuasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan
jika aspirasi vakum manual tidak tersedia.
Ø
Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri
ergometrin 0,2 mg IM (diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol
400 mg PO (dapat diulangi setelah 4 jam jika perlu).
Ø
Jika kehamilan > 16 minggu
-
Berikan infuse oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan (garam
fisiologik atau RL) dengan kecepatan 40 tetes / mnt. Sampai 4 jam sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
-
Jika perlu berikan misoprostol 200 mg pervag setiap 4
jam sampai terjadi ekspulsi ( max 800 mg )
-
Evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam
uterus.
Ø
Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu
setelah penanganan.
( Praktis Kesehatan Maternal dan Neonatal , 2002 : M – 13 )
3.
Abortus Insipiens (keguguran membakat)
a.
Pengertian
-
Abortus Isipiens adalah peristiwa perdarahan uterus
pada kehamilan kurang 20 minggu dengan adanya diatasi serviks yang meningkat,
tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
( Ilmu kebidanan, prawirohardjo, 1999 : 306 )
-
Abortus Insipiens adalah keguguran membankat yang tidak
dapat dihentikan karena setiap saat dapat terjadi ancaman perdarahan dan
pengeluaran hasil konsepsi.
( Manuaba, 1998 : 218 )
b.
Gejala
-
Perdarahan
-
Perut terasa mules menjadi lebih sering dan kuat
-
Pada pemeriksaan dijumpai erdarahan lebih banyak,
kandis servikalis terbuka dan jaringan / hasil konsepsi dapat diraba
( Manuaba, 1998 : 218 )
c.
Penanganan
-
Jika usia kehamilan < 16 minggu lakukan evakuasi
uterus denngan aspirasi vakum Manual (AVM). Jika evakuasi tidak dapat segera
dilakukan :
Ø
Berikan ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang
sesudah 4 jam jika perlu)
Ø
Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil
konsepsi dari uterus
-
Jika usia kehamilan > 16 minggu
Ø
Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi kemudian
evakuasi sisa hasil konsepsi.
Ø
Jika perlu lakukan infuse 20 unit oksitosin
dalam 500 ml cairan IV (garam fisiologik / RL ) dengan kecepatan 40 tetes / mnt
untuk membantu ekspedisi hasil konsepsi.
-
Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah
penanganan
( Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002 : M – 12 )
4.
Abortus Immiens (keguguran mengancam)
a.
Pengertian
Abortus immiens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dan uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu , dimana hasil konsepsi masih dalam uterus dan
tanpa adanya dilatasi serviks.
( Ilmu kebidanan, prawirohardjo, 1999 :305)
b.
Gejala
-
Terdapat keterlambatan datang bulan
-
Tedapat perdarahan, perut mules
-
Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan
umur hamil dan dapat terjadi kontraksi otot rahim
-
Hasil pemeriksaan dalam terdapat perdarahan dan kanalis
servikalis dan kanalis masih tertutup.
-
Hasil pemeriksaan tes hamil masih positif.
(Manuaba, 1998 : 218)
c.
Penanganan
-
Istirahat total di tempat tidur
Ø
Meninggikan aliran darah ke rahim
Ø
Mengurangi rangsangan mekanis
-
Obat – obatan yang dapat diberikan
Ø
Penenang : Phenobarbital 3 x 30 mgm valium
Ø
Anti perdarahan : Adona, trnasamin
Ø
Vit. B kompleks
Ø
Hormonal : Progestron
Ø
Penguat plasenta : getanor, duhaston
Ø
Anti kontraksi rahim (duvadilan, Papaverin)
-
Evaluasi
Ø
Perdarahan, jumlah , lamanya
Ø
Kehamilan dapat diulangi
Ø
Konsultasi pada dokter ahli untuk penanganan
lebih lanjut dan pemeriksaan USG
( Manuaba, 1998 :128)
5.
Missed abortion
a.
Pengertian
-
Missed abortion adalah kemaatian janin berusia sebelum
20 minggu, tetapi janinn itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
( Ilmu Kebidanan, prawirohardjo, 1999 : 308 )
-
Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati,
tetapi berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.
( Sinopsis obstetric, Rustam Mochtar, 1998 : 212 )
b.
Etiologi
Etiologi abortion tidak diketahui, tetapi dengan pengaruh hormone
progestron. Pemakaian hormone progestron pada abortus imminens juga dapat
menyebabkan missed abortion.
c.
Gejala
Dijumpai amenorhoe, perdarahan, sedikit-sedikit berulang pada
permulaanya, serta selama observation undus tidak bertambah tinggi malahan
tambah rendah. Kalau tadinya ada gejala-gejala kehamilan belakangan menghilang,
diiringi dengan reaksi kehamilan yang menjadi negative pada 2 – 3 minggu
sesudah fetus mati. Pada pemeriksaaan dalam, serviks tertutup dan ada darah
sedikit. Sekali – kali pasien merasa perutnya dingin atau kosong.
Fetus yan gmeninggal ini :
-
Bisa keluar dengan sendirinya dalam 2 – 3 bulan sesudah
fetus mati.
-
Bisa diabsorbsi kembali sehingga hilang.
-
Bisa terjadi mongering dan menipis dicabut fetus
papuraceus.
-
Bisa jadi mola karnosa dimana fetus yang sudah mati 1
minggu akan mengalami degenerasi dan ait ketubannya diresorbsi.
( Sinopsis obstetric, Rustam Mochtar, 1999 : 309 )
6.
Abortus Habitualis
a.
Pengertian
-
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi
3 kali atau lebih berturut-turut.
( Ilmu Kebidanan, prawirohardjo, 1999 : 309 )
-
Abortus Habitualis adalah keadaan dimana penderita
mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih.
( Sinopsis obstetric, Rustam Mochtar, 1998 : 213 )
b.
Etiologi
1.
Kelainan dari ovum atau spermatozoa, dimana kalau
terjadi pembuahan hasilnya adalah pembuahan yang patologis.
2.
Kesalahan ibu yaitu disfungsi tiroid, kesalahan korpus
luteum, kesalahan plasenta yaitu tidak sanggupnya plasenta menghasilkan
progestron sesudah korpus luteum atrois. Ini dapat dibuktikan dengan mengukur
kadar pregnadiol dalam urin. Selain itu juga berantung kepada keadaan gizi ibu
(malnutrisi), kelainan anatomis dari rahim, Febris Undulad (contigaius
abortion), hipertensi oleh karena kelainan pembuluh darah sirkulasi pada
plasenta / villi terganggu dan fetus jadi mati. Dapat juga gangguan psikis,
serviks inkompeten / rhesusu antagonis.
( Sinopsisi obstetric, Rustam Mochtar, 1998 : 213 )
c.
Pemeriksaan
1.
Histerosalpingografi, untuk mengetahui ada tidaknya
mioma uterus submukosa dan anomaly congenital.
2.
BMR dan kadar yodium darah diukur untuk mengetahui
apakah ada / tidak gangguan thyroidea.
3.
Psiko analisis
( Sinopsis obstetric, Rustam Mochtar, 213 )
d.
Gejala
-
Pada kehamilan triwulan kedua terjadi pembukaan serviks
disertai mules, ketuban menonjol dan pada suatu saat pecah, kemudian timbul
mules yang diikuti pengeluaran janin yang biasanya masih hidup dan normal.
-
Pada kehamilan triwulan pertama, penderita mengeluh
mengeluarkan banyak lendir dari vagina
( Ilmu kebidanan, prawirohardjo , 1999 : 310 )
e.
Penanganan
-
Memperbaiki keadaan umum yaitu pemberian makanan yan gsempurna,
istirahat cukup banyak. Larangan koitus dan olahraga.
-
Terapi dengan hormone progestron, vitamin, hormone
tiroid. Pada serviks inkompeten terapinya adalah operatif SHIROD KAR dan MC
DONALD.
( Ilmu kebidanan, prawirohardjo, 1999 : 310 )
7.
Abortus Infeksious dan Abortus Septik
a.
Pengertian
Abortus
infeksious adalah abortus yang disertai infeksi pada genetalia,sedang abortus
septic ialah abortus infeksious berat dosertai penyebaran kuman atau toksin ke
dalam peredaran darah atau peritoneum.
( Ilmu kebidanan, prawirohardjo, 1999 : 310 )
b.
Gejala
-
Adanya abortus amenrhoe, perdarahan keluar jaringan
yang telah ditolong ke luar RS.
-
Pemeriksaan : kanalis servikalis terbuka, teraba
jairngan, perdarahan dan sebagainya.
-
Tanda – tanda infeksi alat genetalia : demam, nadi
cepat, perdarahan, berbau, uterus besar dan lembek, nyeri tekan.
-
Pada abortus septic : kelihatan sakit berat, panas
tinggi, menggigil, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun sampai syok. Perlu
diobservasi apakah ada tanda perormasi atau akut abdomen.
( Sinopsis Obstetri, Rustam Mochtar, 1998 : 214 )
c.
Penanganan
-
Bila pedarahan banyak, berikan transfuse darah dan
cairan yang cukup.
-
Berikan antibiotika yang cukup dan tepat
Ø
Berikan suntikan penicillin 1 juta satuan tiap 6
jam.
Ø
Berikan suntikan streptomycin 500 mg setiap 12
jam.
Ø
Atau antibiotika spectrum luas lainnya.
-
24 jam sampai 48 jam setelah dilindungi dengan
antibiotika atau lebih cepat bila terjadi perdarahan banyak, lakukan dilatasi
dan kuretase untuk mengeluarkan hasil konsepsi.
-
Infus dan pemberian antibiotika diteruskan menurut
kebutuhan dan kemajuan penderita.
-
Pada abortus septic terapi sama saja, dosis dan jenis
yang tetap sesuai dengan hasil pembiakan dan uji kepekaan umum,
-
Tindakan operatif dilakukan bila keadaan umum membaik
dan partus mereda.
Komplikasi Abortus
1.
Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari
sisa – sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfuse darah. Kematian
karena perdarahan dapat terjadi pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2.
Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama
pada uterus dalam posisi hiperetrofleksi. Jikia ada tanda bahaya, perlu segera
dilakukan laparatomi dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan
luka perforasi atau perlu histerektomi.
3.
Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada
tiap abortus inkompletus dan antisepsis.
4.
Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan ( syok
hemoragik ) dank arena infeksi berat ( syok endoseptik )
BAB II
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
PADA ABORTUS INCOMPLETUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal ………
jam …………… WIB
a.
Data Subyektif
1.
Identitas klien
Nama : Ny …… Nama
Suami : Tn ……
Umur : ……. Th Umur : …….. th
Agama : Agama
:
Pendidikan : Pendidikan
:
Pekerjaan : Pekerjaan
:
Alamat :
2.
Alasan datang
Ibu mengatakan tidak haid selama kurang dari 20 minggu mengeluarkan darah
segar bergumpal – gumpal warna merah tua.
3.
Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu tidak menderita penyakit dan menahun seperti pneumonia, tifus, anemia
keracunan, toxoplasmosis, tidak pernah menderita penyakit kelamin seperti
sifilis, penyakit menurun seperti hipertensi, dan tidak pernah operasi
4.
Riwayat kesehatan sekarang
-
Sedang / tidak menderita penyakit menular dan kronis
seperti jantung, hipertensi dan DM.
-
Ibu tidak haid < 20 minggu, ibu mengalami perdarahan
dari jalan lahir, ada / tidak ada jaringan, nyeri perut.
5.
Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti tekanan
darah tinggi, dan lain-lain
6.
Riwayat Haid
Amenorhoe : < 20 minggu
Banyaknya : ……. Kali
sehari ganti softex
Menarche : …….. tahun
Keluhan :
7.
Riwayat perkawinan
Nikah : ………….. x
Lama menikah : ……….. tahun
Umur pertama kali nikah : ……. tahun
8.
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
Anak ke …… mual, ANC. TT / tidak, tablet Fe dan Vitamin. Melahirkan
dipecah dini, BBL / PBL, Nifas normal, laktasi.
9.
Riwayat hamil sekarang
Ibu merasa hamil, terjadi perdarahan disertai gumpalan, perut terasa
mules di daerah symphisis, nyeri pinggang.
10. Riwayat
KB
11. Pola
kebiasaan sehari-hari
-
Aktivitas
Aktivitas berat yang dapat mempengaruhi kehamilan
-
Istirahat
Istirahat yang kurang
-
Nutrisi
Nutrisi yang buruk
-
Kebersihan
Ibu mandi ……… ,
gosok, gigi, ganti celana dalam
-
Eliminasi
BAB, BAK
-
Kebiasaan
Ibu tidak pernah
merokok dan minum alcohol serta minum jamu
12. Keadaan
Psikososial
a. Psikologi
-
Ibu merasa cemas terhadap keadaanya karena terjadi
perdarahan
-
Ibu cemas dilakukan kuretase
b. Sosial
Hubungan ibu dan
suami serta keluarga
13. Latar
Belakang Sosial Budaya
-
Tidak / ada pantangan makanan
-
Tempat biasa berobat
-
Kepercayaan dan mitos-mitos berkenaan dengan abortus
b.
Data Obyektif
1.
Pemeriksaan Umum
KU : lemah
Kesadaran : CM
TD : 140/80 mmHg (kenaikan systole <
30 mmHg / diastolic < 15 mmHg)
N : 80 – 120 x / mnt
BB : ± bertambah 0,3 – 0,5 kg / minggu
LILA : ≥ 23,5 cm
TB : > 145 cm
RR : 20 – 24 x / mnt
2.
Pemeriksaan Fisik
a.
Inspeksi
Rambut : warna, bersih / kotor
Wajah : tidak kuning, tidak pucat,
ada / tidak cloasma.
Mata : kongjungtiva, simetris,
sclera tidak kuning
Hidung : tidak secret, pendengaran normal
Mulut : bibir tidak kering,
stomatitis, lidah tidak kotor, caries
Leher : tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan vena jugularis
Dada : payudara
simetris, membesar, tegang, putting susu menonjol, tidak terdapat
hypermigmentasi areola mammae
Perut : - tinggi dan besarnya tetap sesuai dengan umur kehamilan
- tinggi dan besarnya
sudah mengecil
- fundus uteri tidak
teraba di atas symphisi
b.
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan
vena jugularis
Dada : pada
payudara tidak teraba benjolan abnormal
Perut : Ball ( +
)
1.
Tinggi dan besarnya tetap sesuai dengan umur kehamilan
2.
Tinggi dan besarnya sudah mengecil
3.
Fundus uteri tidak teraba di atas simpisis
c.
Auskultasi
d.
Perkusi
Reflek p[atella
+/+ (tidak begitu banyak artinya, kecuali bila ada suatu indikasi)
e.
Inspekulo
V/V : fluksus
(+), warna merah segar tidak / ada benjolan abnormal
Portio : terbuka
/ tertutup, warna merah, fluktus (+)
f.
Pemeriksaan dalam
V/V : tidak /
adabenjolan, darah warna merah segar
Portio : terbuka,
teraba jaringan, lunak seperti bibir, primipara / multipara
Uterus :
antefleksi/ retrofleksi, tinggi dan besarnya tetap/mengecil
Adnexa : dalam
batas normal, tidak ada massa ,
tidak nyeri goyang
II. IDENTIFIKASI MASALAH / DIAGNOSA
Dx
: G …. P ….. UK
< 20 minggu dengan abortus inkomplitus
Ds
: - Ibu mengatakan tidak haid selama < 20 minggu
- Ibu mengatakan perdarahan kemaluan, warna
merah segar,, ada/tidak jaringan hasil konsepsi yang keluar, nyeri perut.
Do :
-
HPHT
-
Palpasi : Ball (+)
-
Inspekulo
V/V : fluktus,
warna, tida / ada benjolan
Portio : terbuka /
tertutup, warna merah, fluktus (+)
-
Pemeriksaan dalam
V/V : tidak/ada
benjolan, darah warna merah segar.
Portio : terbuka,
teraba jaringan, lunak
Uterus :
antefleksi/retrofleksi, tinggi dan besarnya
Adnexa : dalam
batas normal, tidak ada massa ,
tidak nyeri goyang
Masalah :
1.
Perdarahan
DS
: -
DO
: keluar darah dari jaringan lahir
2.
Infeksi
DS
: -
DO
: suhu > 37,5 0 C , takikardi, nyeri tekan
III. INTERVENSI
Dx
: G … P … Ab … UK
< 20 minggu dengan abortus incomplitus
Tujuan
: - tidak terjadi perdarahan lebih lanjut dan segera berhenti
- tidak terjadi kompolikasi atau kelainan pada ibu
- klien setuju dengan tindakan kuretase
Intervensi
:
a.
Beritahu tentang keadaan saat ini
R/
: dengan memberitahu keadaanya diharapkan klien tenang
b.
Jelaskan padaibu bahwa janinnya tidak dapat
dipertahankan
R/
: klien mau mengerti dan tidak mengharapkan kehadiran anaknya
c.
Jelaskan pada ibu tentang penyebab abortus
R/
: klien akan berhati-hati dalam menjaga kehamilan yang akan datang
d.
Anjurkan pada ibu untuk makan-makanan yang bergizi
R/
: gizi terpenuhi dan gizi yang baik diharapkan dapat mencegah infeksi
e.
Jelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan curetase oleh
dokter
R/
: dengan penjelasan yang benar klien dapat kooperatif dengan tindakan yang
dilakukan.
f.
Anjurkan ibu untuk mengikuti KB setelah kuretase
R/
: dengan mengikuti KB dapat menunda kehamilan sebelum kondisi rahim benar-benar
siap untuk implantasi
g.
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
R/
: mendapat tindakan dan perawatan lebih lanjut.
Masalah
:
1.
Perdarahan
Tujuan
: perdarahan berkurang
KH
: - muka ibu tidak gelisah
- muka ibu tidak pucat
- N : 84 x / mnt
- RR : 20 x / mnt
Intervensi
:
a.
Lakukan pengosongan uterus dari sisa hasil konsepsi dapat mencegah perdarahan lebih
lanjut
R
/ : pengosongan uterus dari sisahasil konsepsi dapat mencegah perdarahan lebih
lanjut
b.
Beri tranfusi darah
R
/ : dapat mengganti darah yang hilang
2.
Infeksi
Tujuan
: tidak terjadi infeksi
KH
: - tidak terdapat tanda-tanda infeksi
- suhu tubuh tidak > 37 0
C
- KU baik
- leukosit dalam batas normal 3.500 –
10.000 mm3
Intervensi
:
a.
Observasi tanda-tanda vital
R
/ : TTV merupakan parameter dalam mendeteksi kelaianan
b.
Berikan cairan infuse
R
/ : untuk mengganti cairan yang hilang
c.
Beritahu transfuse darah
R
/ : transfuse darah dapat mengganti darah yang hilang
IV. IMPLEMENTASI
Implementasi
mengacu pada intervensi
V. EVALUASI
Evaluasi
mengacu pada KH
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
Hari tanggal 13 Februari
2007 jam 18.00
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama istri : Ny ” W “ Nama suami : Tn. “ S “
Umur :
26 th. Unur : 29 th.
Agama : Islam
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : IRT
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Purwokerto, Ngadiluwih
No Reg : 020811
2.KeluhanUtama I Ibu mengatakan perutnya mules dan
mengeluarkan darah yang banyak diserta
Janin dan plasenta sejak pukul
16.00 WIB. Di rumah
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti
Hipertensi,
DM. Ibu tidak pernah oprasi
sebelumnya. Ibu mengatakan tidak pernah operasi
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan agak sakit pusing,
mengalami perdarahan pada jalan lahir,
Nyeri perut bagian bawah.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita
penyakit menular, menahan dan menurun
6. Riwayat Haid
Menarche
: 14 tahun Banyaknya : ± ganti softek 3 x /hari
Sirklus :28 hari HPHT : 1-10-2006
Lama : 8 hari Disminorhea :Tidak
7. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 x
Lama : 6 tahun
Usia pertama menikah : 20 tahun
9. Riwayat kehamilan, persalinan dan
nifas yang lalu
Kehamilan : Ibu mengalami mual muntah sampai usia
kandungan 2 bulan.
Ibu periksa di bidan sebanyak 4 kali. Ibu mendapat tablet Fe dan minum
setiap hari. Ibu mendapat suntik TT dan penyuluhan dari bidan tentang senam
hamil.
Persalinan :
Ibu melahirkan di rumah bidan secara sepotan belakang kepala. Plasenta lahir
lengkap secara sepontan. Tidak ada jahitan di jalan lahir, Perdarahan normal.
Nifas : Nifas normal. Tanpa
komplikan. Yaitu tidak terjadi perdarahan.
10. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu
mengatakan ini adalah kehamilanya yang ke-2 dan maih berusia 4 bulan lebih.
Pada tangggal 9 Februari 2007 ibu memeriksakan kandunganya kebidan dan di
nyatakan normal. Tapi pada tanggal 31-02-2007 di rumah ibu
mengeluarkan darah yang banyak disertai gumpalan-gumpalan dan myeri perut
bagian bawah. Kemudian ibu dibawa ke bidan dan kemudian di rujuk ke
RSI-Al-Arafah.
11. Riwayat KB
Ibu menggunakan
KB pil sejak 3 tahun yang lalu. Dan sekitar 1 th yang lalu ibu berhenti memakai
alat kontrasepsi.
12. Pola Kebiasaan sehari-hari
a. Pola istirahat
di rumah : Ibu tidak
pernah tidur siang. Tidur malam ± 9 jam/hari
di Rs :-
b. Pola nutrisi
di rumah : nafsu makan ibu berkurang saat
hamil karena mengalami meual
muntah. Minum air putih
± 5 gelas/hari kadang susu/the.
di Rs :-
c. Pola aktifitas
di rumah : Ibu mengatakan bahwa is
mengerjakan aktifitasnya seperti
biasa. Sebulum terjadi
perdarahan ibu barusaja ikut pergi dari
rumah sudaranya yang
jaraknya lumayan jauh.
di Rs : Ibuhanya berbaring ditempat
tidur karena merasa ksakitan
d. Pola eliminasi
di rumah : BAB = 1x/hr . BAK = 5-6 x/hr
di Rs : BAB (-) , BAK = (-)
e. Pola kebersihan
Mandi 2x/hr, gosok gigi, ganti pakaian
tiap kali kotor
f. Kebiasaan
Ibu tidak pernah merokok dan minum olkohol
12. Keadaan social dan kultural
- Hubungan ibu dan keluarga baik
- Tidak diadakan upacara 7 bulanan
13. Keadaan psikologi dan
spiritual
-Ibu sangat cemas karena
kehamilan ini sangat diinginkan
-Ibu berdoa semoga bisa hamil
lagi
B . Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
KU : lemah BB
sebelum hamil = 50 kg
Kesadaran : CM BB setelah
hamil = 51 kg
TD =100/60 mmHg TB = 160 cm
S = 36 ºC TP = 8-7-07
N = 88 x/mnt
RR =26 x/mnt
2. Pemeruksaan khusus
a. Inspeksi
Kepala : bersih, hitam, tidak rontok. Benjolan (-),
oedema (-)
Muka : agak pucat,eodoma (-)
Mata : konjungtiva agak pucat, sklra putih
Hidung : bersih, secrit (-),
polip (-)
Telinga : bersih, secrit
Mulut
: bersih, bibir agak kering, lidah tidak kotor
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dan
vena jugularis
Dada : payudara membesar, putting menonjol,
heperpigmintasi (+)
Perut
: strie albican (-), bekas sc (-)
Genetalia : vanses (-),
eodoma (-), keluar darah warna merah tua
Ektrimitas : oedoma (-),
vanses (-)
b. Payudara :benjolan (-),
colostrum (-)
Perut
- Leopold I =TFU 2 jari atas
simfisis
Leopold II = -
Leopold
III = -
Leopold lV = -
c. Inspekulo
Porho terbuka, fluksus (+)
d. Pemeriksaan dalam
v/v = oedoma (-), keluar
darah
portio = terbuka seujung
jari
3.
Terapi
- Infus RL
- Antibiotik (3x1), mefinal (3x1)
II. INDENTIFIKASI MASALAH DIAGNOSA
Dx : G2P1001 Uk
= 18-19 mgs dengan abortas inkomplitas
Ds : Ibu mengatakan hamil yang ke-2 . Pada
tanggal 13-02-2007
jm 16.00
mengeluarkan darah
banyak disertai janin dan nyeri perut bagian
bawah.
Do : Ku : lemah Infeksi :
Kesadaran : CM Mata : konjungsi agak pucat
TN : 100/60 mmmHg Genetika : keluar darah merah tua
N : 88x/mnt Pemeriksaa dalam
RR : 26x/mnt v/v : oedema (-), darah (-)
S : 36ºC Porho terbuka seujung
jari
Masalah :
1.
Cemas
Ds = Ibu mengatakan cemas terhadap keadaanya karena
kehamilanya sangat diinginkan.
Do = N : 88x/mnt
RR : 26x/mnt
Muka tampak agak pucat
III. INTERVENSI
Dx : G2P1001 Uk : 18-19 mingggu dengan arbutus
inkomplitasi
Tujuan : tidak terjadi
komplikasi pada ibu
KH : - peredaran darah segera berhenti
dalam waktu ±1 minggu
-
sisa konsepsi dapat keluar semua
-
Ku = baik
TD = 100/70 – 130/90 mmHg
N = 60-100x/mnt
RR = 16-24x/mnt
S = 36-37ºC
Hb : 10-11 gram %
Intervensi :
1.
Bertahan ibu tentang kondisinya saat ini
R/ : informasi tentang keadaan ibu akan membuat ibu koperatif dengan
tindakan yang
akan dilakukan terhadap ibu.
2.
Jelaskan pada ibu akan dilakukan kuritase oleh dokter
R/ : dengan penjelasan pada ibu di harapkan kita dapat komperatif
dengan tindakan yang
dilakukan
3.
Kolaborasi dengan tim medis dalam tindakan kuratase
R/ : mendapat tinadakan dan perawatan lebih lanjut
4.
Menyiapkan surat
persetujuan untuk tindakan kuret
R/ : sebagai bukti tertulis kesediaan menjalani tindakan
Masalah : cemas
Tujuan : cemas berkurang
KH : - ibu mengerti dengan
keadaannya
- ibu mengerti penyebab
abortus
- ibu siap menghadapi kuritase
- ibu tidak tegang
Intervensi
a.
Jelaskan pada ibu penyebab abortus
R/ : dengan mengetaui penyebab abortus klien dapat berhenti dalam
menjaga kehamilannya
yangakan dating.
b.
Berikan kesempatan ibu mengungkapkan perasaannya
R/ : ibu mudah mengontrol emosinya
c.
Beri dukungan mental
R/ : meningkatkan percayay diri ibu.
IV. IMPLEMENTASI
Tgl 13 Februari 2007 jam 19.30 WIB
Dx : G2P1001 Uk 18-19 minggu dengan Ag. Implentasi
Iplementasi :
1.
Memberitau ibu tentang kondisi ini bahwa peredaran yang
dialami ibu merupakan penyenaran dari hasil konsepsi janin ibu. Janin ibu
memang sudah lahir numun masih ada sisa jaringan yang berada dirahim sehinga
harus dikeluarkan supaya perdarahannya tidak banyak dan tidak terjadi infeksi
di rahim ibu.
2.
Menjelaskan pada ibu akan dilakukan kurates oleh dokter
untuk mengeluarkan sisa jaringan yangberada di rahim dengan menggunakan sendok
kuret sampai bersih agar perdarahan segera berhenti. Sebelum dilakukan kuret
dipasang infuse, kemidian ibu akan disuntik bius supaya tidak kesakitan.
3.
Menjelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan kuretase oleh
dokter karena kuretasi adalah cara untuk menghentikan peredaran
4.
Berkolaborasi dengan tim medis dalam tindakan kuritase.
Dalam halini kolaborasi dengan dokter obyn dan anashisi.
5.
mempersiapkan surat
persetujuan untuk tindakaqn curitase sebagai bukti tertulis.
MASALAH :
1.
Gangguan spikologis cemas
Implementasi:
a.
Menjelaskan pada ibu tentang penyebap abortus.
b. Memberi
kesempatan keapada ibu untuk mengungkapkan perasannya setelah kehamilannya
sudah tidak dapat dipertahankan lagi.
c.
Memberi dukungan mental pada ibu . Dan memberitahu ibu
bahwa umur ibu masih memungkinkan untuk hamil kembali karena belum memasuki
resti.
V . EVALUASI
Tgl, 13 Februari 2007 jam
21.00 WIB
Dx: P1011 Uk , 18-19 minggu dengan abortus
inkomplitus.
S : - Ibu mengerti keadaan saat ini.
- Ibu mengeluh perytnya
mules setelah dilakukan curetase.
O : - Telah dilakukan curetaseoleh dokter pada
jam 20.00 WIB.
- Konjungtiva tidak
bulat.
- KU lemah.
- TD : 120/80 mmHg.
A : P1001 dengan poot
curettage
P : - Bantu ibu untuk makan dan minum.
- Anjurkan ibu untuk
menunda kehamilan dulu sampai ± 4-6 bulan
sampai rahim pulih
kembali.
- Anjurkan ibu untuk makan,
makanan yang bergizi.
- Jelaskan pada ibu untuk
istirahat.
- Anjurkan ibu untuk kembali ke
dokter 1 minggu lagi.
Masalah : Cemas
S = Ibu mengatakan
sudah tidak cemas lagi dengan kondisinya.
O = KU = baik RR = 20x/mnt
Kesasdaran =
CM Ibu tampak senang
TD =120 /80 mmHg
N = 80x/mnt
A = Cemas hilang
P = - Jelaskan pada ibi
bahawa ibu memungkinkan untuk hamil lagi
- Anjurkan pada
ibu untuk banyak iastirahat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar