ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
PADA KELUARGA TN. L DENGAN GANGGUAN POLA MAKAN PADA BALITA
DI DESA SUKARNO HATTA
Disusun
oleh :
Asti Norma
(120200521)
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadiratAllah SWT
atas segala taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan “Asuhan
Kebidanan Komunitas Keluarga Pada Keluarga Tn. L Dengan PHBS Keluarga di Desa
Soekarno Hatta ”.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan
menyusun laporan ini tidak lepasdari bimbingan dan dukungan berbagai pihak yang
diberikan kepada penulis. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
selama penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan
laporan ini masih jauh dari sempurna. Hal ini karena keterbatasan pengetahuan
dan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran yang bermanfaat
guna perbaikan dan kesempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan.
Yogyakarta, Oktober 2014
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita
yang berada didalam keluarga dan masyarakat. Bidan memandang pasiennya sebagai
makhluk sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi
ekonomi, politik, sosial budaya dan lingkungan sekitarnya. Unsur-unsur
yang tercakup dalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan,
lingkungan, pengetahuan serta teknologi.
Perkembangan nasional dibidang kesehatan bertujuan untuk
mencapai kemampuan untuk hidup sehat, bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan
kesehatan masyarakat secara optimal diperlukan peran serta masyarakat dan sumber
daya masyarakat sebagai modal dalam pembangunan nasional, termasuk keluarga
sebagai unit terkecil dari masyarakat.Dalam upaya mewujudkan kesehatan
masyarakat terutama dalam mencegah angka kematian ibu dan anak pemerintah
mencanangkan program safe motherhood yang berupa 6 pilar sebagai
realisasi kerja, antara lain : pelayanan keluarga berencana, asuhan
antenatal, persalinan bersih dan aman, pelayanan obsetrik neonatal,
pelayanan kesehatan dasar, dan pelayanan kesehatan primer dengan memberdayakan
wanita.
Pada
masa bayi dan balita merupakan masa pertumbuhan cepat dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan fisik. Pada usia ini kondisi pertumbuhan anak sangat pesat
sehingga membutuhkan zat gizi yang relative lebih tinggi dari orang dewasa.
Disisi lain alat-alat pencernaannya belum berkembang sempurna karena itu
pengaturan makan dn perencanaan menu harus dilakukan dengan hati-hati sesuai
dengan kebutuan gizi dan kesehatan.
Derajat
kekurangan gizi pada anak adalah rendahnya tingkat pengkonsumsian makanan pokok
yang dibutuhkan oleh tubuh. Sebagai alat bantu ukurnya yaitu KMS yang
menunjukkan BB badan bayi tidak terdapat pada pita hijau.
Masih
adanya balita yang mengalami gizi buruk bisa diakibatkan karena faktor ekonomi
keluarga yang secara tidak langsung akan
berdampak pada makanan apasaja yang mampu dikonsumsi sesuai denagn kemmpuan
yang dimiliki keluarga tersebut, selain itu kurangnya pengetahuan ibu tentang
gizi juga mempengaruhi pola pemberain makanan pada bayinya.
Proses
tumbuh kembang pada bayi sangat dipengaruhi oleh asupan gizi yang didapat,
apalagi masa 5 tahun pertama setelah anak lahir merupakan masa yang menentukan
pembetukan fisik , psikis serta intelegensinya.
Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan
komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga. Dalam
sebuah keluarga biasanya dijumpai lebih dari satu permasalahan kesehatan.
Misalnya adalah keluarga Tn. L, di dalam keluarga ini terdapat dua masalah
kesehatan yaitu gizi pada balita, dan merokok.
Keluarga Tn. L terdiri dari lima anggota keluarga dengan
permasalahan kesehatan yang terdapat pada anak balita,
suami dan istri.
Tn. L selaku kepala keluarga mempunyai kebiasaan merokok yang sangat berbahya
bagi dirinya sendiri dan juga orang-orang di sekitarnya khususnya bagi sang
istri dan anaknya yang baru berumur 2 tahun 9 bulan. Sedangkan anak Tn.L yang sejak bulan Agustus
mengalami penurunan berat badan di bawah garis merah.
Dari masalah- masalah tersebut nantinya akan dipilih satu yang menjadi
prioritas dan harus segera mendapatkan penanganan, di samping juga dua masalah
lainya yang harus tetap dicari solusinya.
B.
Rumusan Masalah
Asuhan Kebidanan Komunitas dalam konteks keluarga ini
memiliki masalah yaitu:
1. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang gizi balita.
2. Kurangnya pengetahuan keluarga
tentang PHBS terutama bahaya merokok.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan derajat kesehatan
dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat dan sejahtera.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memberikan pengetahuan pada
keluarga Tn. L terutama ibu mengenai gizi balita sehingga berat badan balita
bertambah.
b. Untuk memberikan pengetahuan pada
keluarga Tn.L mengenai PHBS terutama
mengenai bahaya merokok..
D.
Manfaat
Dari Asuhan Kebidanan dalam konteks
keluarga kepada keluarga Tn.L bermanfaat untuk:
1.
Bagi keluarga Tn. L
a. Meningkatakan pengetahuan dan
kesadaran keluarga dalam mewujudkan kelurga yang bahagia, sejahtera dan
berkualitas.
a.
Meningkatkan kesehatan balita dan
keluarga.
2. Bagi
mahasiswa
a. Meningkatkan ketrampilan dalam
kegiatan pelayanan kebidanan komunitas.
b. Meningkatkan pengetahuan dalam
pengelolaan pelayanan kebidanan komunitas.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A. Konsep
Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa anggota keluarga
lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian
darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, dimana antara satu dengan yang lainnya
saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu anggota keluarga mempunyai
masalah kesehatan atau keperawatan, maka akan berpengarung terhadap
anggota-anggota yang lain dan keluarga-keluarga yang ada di sekitarnya
(Effendi, 1998).
2. Bentuk Tipe Keluarga (Effendi,
1998)
a. Keluarga inti (Nuclear Familly), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.
b. Keluarga besar (ETtended Familly), adalah keluarga inti ditambah sanak saudara,
misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainnya.
c. Keluarga berantai (Serial Familly), adalah keluarga yang
terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan
satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (Composite), adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi, adalah yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama.
f. Keluarga kabitas (Cabitation), adalah dua orang yang
menjadi satau tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.
3. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
Pemegang kekuasaan keluarga menurut (Effendi, 1998):
a. Patrikal, yang dominan memegang
kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah.
b. Matrikal, yang dominan memegang
kekuasaan dalah keluarga adalah pihak ibu.
c. Equalitarian, yang dominan memegang
kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah dan ibu.
4. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan
seperangkat perilaku interpersonal, sifat kegiatan yang berhubungan dengan
individu dalam posisi dan situasi tertentu. Menurut (Effendi, 1998) penaran
dalam keluarga adalah:
a. Peranan ayah
Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, pecari
nafkah, pendidik, pelindung, kepala keluarga, anggota dari kelompok sosialnya,
anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anak, mengurus rumah tangga,
mengasuh dan pendidik, pelindung dari salah satu kelompok dari peranan
sosialnya, serta sebagai anggota masnyarakat dari lingkungannya, pencari nafkah
tambahan dalam keluarga.
c. Peranan anak
Melaksanakan peranan psikososial sesuai tingkat perkembangan
baik fisik, mental maupun spiritial.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi biologis
Untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,
memenuhi kebutuhan gizi keluarga, memelihara dan merawat anggora keluarga.
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa
aman.
2) Memberikan kasih sayang diantara
anggota keluarga.
c. Fungsi sosial
1) Membina sosialisasi pada anak.
2) Membentuk norma tingkah laku sesuai
tingkat perkembangan anak.
d. Fungsi ekonomi
1) Pengaturan penggunaan penghasilan
keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
2) Mencari sumber penghasilan keluarga
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan
keluarga dimasa yang akan datang.
e. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk membekali
pendidikan, ketrampilan dan membentuk perilaku sesuai bakat dan minat yang
dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan
dewasa yang akan datang, memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai tingkat
perkembangannya.
6. Gambaran Keluarga Sehat
Gambaran keluarga sehat dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Anggota keluarga dalam kondisi sehat
fisik, mental maupun sosial.
b. Cepat meminta bantuan tenaga
kesehatan atau unit pelayanan kesehatan bila timbul masalah kesehatan pada
salah satu anggota keluarga.
c. Di rumah tersedia kotak berisi
obat-obatan sederhana untuk P3K.
d. Tinggal di rumah dan lingkungan yang
sehat.
e. Selalu memperhatikan kesehatan
keluarga dan masyarakat.
Seorang bidan yang bekerja di
komuniti harus mengetahui data wilayah kerjanya, data tersebut mencakup
komposisi keluarga, keadaan sosial, ekonomi, adat kebiasaan, kehidupan
beragama, status kesehatan serta masalah ibu dan anak balita. Keberhasilan
bidan yang bekerja dibidang komuniti tergantung pada peningkatan kesehatan ibu
dan anak balita di wilayah kerjanya.
Sasaran umum kebidanan komunitas
asalah ibu dan anak dalam keluarga. Menurut undang-undang no.12 tentang
kesehatan, yang dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota
keluarga lainnya.
Di dalam kesehatan keluarga,
kesehatan istri mencakup kesehatan masa pra kehamilan, persalinan, pasca
persalinan dan masa di luar masa kehamilan (masa interfal) serta persalinan.
Upaya kesehatan ibu dan anak dilakukan melalui peningkatan kesehatan anak dalam
kandungan, masa bayi, masa balita dan masa pra sekolah.
B. Konsep
Manajemen Asuhan Keluarga
Dalam memecahkan masalah pasiennya,
bidan menggunakan manajemen yaitu suatu metode yang digunakan oleh bidan dalam
menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan
tndakan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan.
Langkah-langkah kebidanan komunitas:
1. Identifikasi masalah
Dalam identifikasi masalah bidan melakukan pengumpulan data
berdasarkan sumber data, pengumpulan dilakukan secara langsung di masyarakat
(data subyektif) dan secara tidak langsung (data obyektif).
Data subyektif didapat dari informasi yang langsung diterima
dari masyarakat melalui wawancara. Data obyektif adalah data yang diperoleh
dari hasil obserfasi pemeriksaan dan penelaahan catatan keluarga, masyarakat
dan lingkungannya.
Kegiatan yang dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data
ini adalah pengumplan data tentang keadaan kesehatan desa dan pencatatan data
keluarga sebagai sasaran pemeriksaan.
2. Data Desa
Data desa meliputi:
a. Wilayah desa (Luas, keadaan
geografi, jarak desa dan fasilitas kesehatan pemeriksaan).
b. Penduduk (jumlah, komposisi
penduduk, jumlah keluarga, mata pencaharian, pertumbuhan penduduk, dinamika
penduduk).
c. Status kesehatan (angka kematian,
jenis dan angka kesaktan ibu, anak dan balita).
d. Keadaan lingkungan (jumlah sarana
air minum, jumlah jamban keluarga, pembuangan sampah dan kotoran, pembuangan
tinja dan kondisi tinja).
e. Sosial ekonomi (pendidikan,
pendapatan perkapita, organisasi dari lembaga swadaya masyarakat yang ada,
media komunikasi yang dimiliki masyarakat).
f. Data keluarga
g. Pemeriksaan fisik anggota keluarga
yaitu ibu, bayi dan balita.
h. Pemeriksaan lingkungan keluarga
(rumah, pekarangan, pembuangan sampah dan kotoran).
3. Analisa dan Perumusan Masalah
Setelah data dikumpulkan dan dicatat
sebagai syarat dengan ditetapkan masalah kesehatan lingkungan di komuniti.
a. Analisis
Tujuan analisis adalah menggunakan
data yang terkumpul dan mencari kaitan satu dengan lainnya sehingga ditemukan
berbagai masalah, melalui proses analisis ditemukan jawaban tentang hubungan
antara penyakit atau kasus kesehatan dengan lingkungan keadaan sosial budaya
(perilaku). Pelayanan kesehatan serta faktor keturunan yang berpengaruh
terhadap kesehatan.
b. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dapat dikumpulkan
berdasarkan hasil analisi. Dalam rumusan masalah mencakup masalah utama dan
penyebabnya serta masalah potensial.
4. Rencana dan Tindakan
Bila sudah diketahui masalah utama
kesehatan lingkungan serta penyebannya, maka disusun rencana dan tindakan yang
dilakukan. Tindakan dilakukan berdasarkan rencana yang disusun:
a. Rencana
Rencana untuk pemecahan masalah
kesehatan lingkungan di komunitas dapat dibagi menjadi tujuan, rencana
pelaksanaan, dan evaluasi. Untuk pencapaian tujuan tersebut perlu ditetapkan
sasaran, maka disusun rencana pelaksanaan.
Di dalam pelaksanaan mencakup:
1) Pemeliharaan kesehatan lingkungan.
2) Penyuluhan tentang kesehatan
lingkungan yang diberikan pada keluarga.
Untuk mengetahui hasil suatu upaya,
maka perlu ditentukan kriteria keberhasilan, kriteria ini ditetapkan di dalam
rencana evaluasi tercakup:
1) Tingkat kesehatan lingkungan.
2) Frekuensi penyuluhan.
3) Partisipasi keluarga dalam bentuk
tindakan.
b. Tindakan
Di dalam pelaksanaan kegiatan, bidan
harus memonitor perkembangan dan perubahan yang terjadi terhadap lingkungan
kemungkinan penetapan tujuan juga tidak tepat, bila hal ini terjadi, maka perlu
dilakukan modifikasi dan juga menyebabkan perubahan dalam melaksanakan tindakan
dan evaluasi.
5. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah mengetahui
ketepatan dan kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang
ditetapkan. Suatu pengkajian dinyatakan berhasil bila evaluasi menunjukan data
yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Bila tujuan tidak tercapai, maka
perlu dikaji kembali penyebabnya. Bila kegiatan berhasil mencapai tujuan maka identifikasi
dilakukan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah lain yang timbul
akibat keberhasilan tersebut.
C.
Konsep Permasalahan Keluarga
Setelah dilakukan pengkajian dan
ditemukan permasalahan dalam keluarga Tn.L yaitu adanya penurunan BB pada anak
Tn.L yang masih berusia 18 bulan .BB
badan pada balita yang baik adalah selalu naik sesuai dengan bertambahnya usia
anak tersebut,dan misalkan ada penurrunan BB juga harusnya akan bisa naik di
penimbangan berikutnya. Jika BB balita selalu mengalami penurunan ,apalagi jika
sampai mencapai BGM maka perlu dilakukan tindakan khusus karena mungkin saja
anak mengalami gizi buruk yang juga bisa di sebabkan oleh banyak faktor.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
PADA KELUARGA TN. L DENGAN GANGGUAN POLA MAKAN PADA BALITA
DI DESA SUKARNO HATTA
RT :05/21 Nama Pewawancara :Asti Norma
Dukuh dan Kelurahan : Rejowinangun Utara Tanggal : 5/ 10/ 2014
Kecamatan : Magelang Tengah
Kabupaten : Magelang
NamaResponden : 1. Tn. L
2. Ny. S
STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA
1.
Struktur Keluarga
a.
Nama Kepala Keluarga: Tn. L
b. Umur : 47 tahun
c.
JenisKelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e.
Pendidikan : SMA
f.
Pekerjaan : Swasta
g. Pendapatan : ± Rp. 17.000.000
h. Alamat :Sukarno Hatta ,
Rejowinangun Utara, Magelang
i.
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
j.
Daftar Anggota Keluarga
|
Nama
|
Hub.
Keluarga
|
L/
P
|
Goldar
|
Umur
Tahun
|
Pendapatan
|
Agama
|
Pekerjaan
|
IMUNISASI
|
||||
|
BCG
|
HB
1,2,3
|
DPT
1,2,3
|
Polio
|
Campak
|
||||||||
|
Tn. L
|
Suami
|
L
|
O
|
47 tahun
|
±Rp. 17.000.000
|
Islam
|
swasta
|
|||||
|
Ny. S
|
Istri
|
P
|
A
|
40 tahun
|
-
|
Islam
|
IRT
|
|||||
|
Nn. A
|
Anak
|
P
|
O
|
22 tahun
|
-
|
Islam
|
Mahasiswa
|
|||||
|
An. M
|
Anak
|
L
|
O
|
15 tahun
|
-
|
Islam
|
Pelajar
|
|||||
|
An. A
|
Anak
|
P
|
O
|
2 tahun
|
-
|
Islam
|
-
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
k. TipeKeluarga : Keluarga Inti
l.
Genogram
2.
Sifat Keluarga
a.
Anggota keluarga yang berpengaruh dalam mengambil keputusan :
Suami
b. Kebiasaan hidup sehari-hari
1)
Kebiasaan makan
a)
Waktu makan :( teratur )
b)
Frekuensi makan:3 kali/hari
c)
Jenis makanan
·
Makanan pokok : Nasi
·
Lauk pauk : Tahu, tempe,
ikan asin, ayam, telur
·
Sayuran : Bayam, kangkung, wortel, sawi,
·
Buah-buahan : Pisang, Mangga, Jambu dll.
·
Susu : Selalu ada
·
Makanan tambahan/selingan: ada
Jika ada, sebutkan: Snack, Kue
d)
Cara pengolahan makanan
·
Memenuhi syarat makanan: belum sesuai
Karena, ibu dalam memasak sayur
memasaknya terlalu matang dan suka berulang kali di panaskan, serta banyak
menambahankan penyedap rasa terlalu banyak
·
Menu dalam seminggu : Bervariasi
e)
Makan garam beryodium : Ya
f)
Kebiasaan cuci tangan :
·
Sebelum makan :Ya,dengan air dan sabun
·
Sesudah makan :Ya,dengan air dan sabun.
g)
Makanan pantangan dalam keluarga: Tidak ada
h)
Kebiasaan minum keluarga :
1)
Jenis minuman: air putih, teh, susu dan kopi, jumlah ± 2000 cc/hari
Air
putih± 1000 ccteh 500 ccsusu 250
cc Kopi 250 cc
2)
Contoh menu keluarga :
Nasi, sayur bening/ sop,ayam goreng,
tumis, sayur santan, tahu, tempe, sambal, lalapan
3)
Sarana hiburan keluarga
a)
Ada,jenis :TV, Radio.
4)
Tempat BAK dan BAB keluarga:
a)
Tempat BAB : WC
b)
Tempat BAK : WC
5)
Hygiene perorangan/ keluarga:
a)
Kebiasaan mandi : 2 kali/ hari
b)
Kebiasaan Gosok Gigi : 2 kali/ hari
c)
Kebiasaan mencuci rambut:3 kali/ minggu
d)
Penggunaan alas kaki : ya ( sandal,
sepatu)
6)
Kebiasaan Keluarga yang Merugikan ( merokok,
berjudi, minum-minuman keras,
dll )
|
No
|
Kebiasaan
Yang Merugikan
|
Nama Anggota Keluarga
|
Alasan
|
Keterangan
|
|
1
|
Merokok
|
Suami
|
Sudah
menjadi kebiasaan, kalo tidak merokok rasanya hambar
|
|
FAKTOR EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA DALAM KELUARGA
1. Penghasilan
Penghasilan dalam satu bulan
a. Ayah : ± Rp 17.000.000
b. Ibu :Rp -
c. AnggotaKeluarga lain :Rp
2.
Kegiatan Sosial Kemasyarakatan
a. Kedudukan kepala keluarga (KK) dalam kemasyarakatan : warga biasa.
b. Partisipasi keluargadalam kegiatan kemasyarakatan : aktif
3.
Kebiasaan dalam keluarga berkaitan dengan budaya : Ada ( Puputan, tujuh bulanan )
RIWAYAT KESEHATAN DALAM KELUARGA
1.
Riwayat kesehatan anggota keluarga (tiga bulan terakhir)
Tidak ada.
2.
Kebiasaan memeriksakan diri
a.
Waktu : Saat sakit saja.
b.
Tempat : Puskesmas/ Rumah Sakit.
c.
Alasan : Karena menurut ibu jika tidak sakit,
tidak memerlukan pemeriksaan kesehatan.
3. Kesehatan ibu dan anak
a.
Keluarga Berencana
1) Pasangan Usia Subur : Ada
2) Umur PUS : 40 tahun
3) Pernah mendengar KB : Ya
Sumber informasi lingkungan dan
petugas kesehatan.
4) Keikutsertaan KB
a) Pernah
5) Data Keluarga Berencana
|
No
|
Tahun Pasang
|
Metode
|
Oleh
|
Tahun Lepas
|
Oleh
|
Keterangan
|
|
1.
|
2013
|
KB Pil
|
Bidan
|
-
|
-
|
-
|
b.
Pemeriksaan Bayi dan Balita
1) Mempunyai bayi :
tidak
2) Mempunyai balita : ya, 1 orang
3) Pemeriksaan / kunjunganke : Puskesmas / Rumah Sakit
Alasan :
lebih dekat
4) Pemeriksaan dilakukan :
Saat imunisasi
5) Frekuensi pemeriksaan : hanya saat sakit dan imunisasi
6) Mempunyai buku KIA : ada
7) Buku KIA di isi oleh : petugas
kesehatan
8) Menimbang bayi : -
9) Menimbang balita : dilakukan
10) Berat badan balita hasil penimbangan di KMS :
Menurun sejak
bulan Agustus, penurunan melewati batas garis
merah.
11) Status
imunisasi
a) Lengkap : Ya
b) Tidak, alasan :-
12) Status
Gizi balita (berdasarkan buku KIA ) : T = Turun
13) Status
gizi balita (berdasarkan buku KIA) : Sedang.
14) Pemberian
tablet vitamin A
a) Sudah : 2 kali
15) Belum diberikan, alasan : -
16) Jenis makanan yang dikonsumsi balita setiap hari : balita sulit makan hanya mau mngonsumsi susu kaleng.
17) Pengadaan makanan untuk balita
: memasak sendiri
Lengkap Sumber gizi akan tetapi dalam porsi balita tidak memiliki
nafsu makan yang cukup, sehingga asupan nutisinya kurang.
18) Pemberian makanan tambahan :
a) Ada, jenis : bubur,susu, sayur, kacang hijau,roti
b) Tidak
19) Makanan pantang balita :
b) Tidak, alasan tidak ada
pantangan makanan untuk balita.
20) Pertumbuhan dan perkembangan (Tumbang)
balita :
a) Tingkat pertumbuhan dan perkembangan balita menurut ibu : Normal
b) Ibu/keluarga mengetahui cara-cara menstimulasi dan mendeteksi dini Tumbang pada balita :Ya, caranya dengan rajin mengajak komunikasi pada
anak, dan memperkenalkan alam sekitar kepada anak, dan memberi mainan yang
dapat menstimulasi pertumbuhan anak seperti mainan gigit-gigitan, kerincingan.
c) Informasi tentang stimulasi dan deteksi dini tumbang dari :
Media cetak,TV. Radio,Penyuluhan,dan Konseling
Petugas Kesehatan
c. Observasi balita :
Balita usia : 2-3 tahun
Berdiri dengan satu kaki tanpa
berpegangan selama paling sedikit dua hitungan atau meniru membuat garis lurus
atau menyatakan keinginan paling sedikit dua kata atau menyat.kan keinginan BAK
dan BAB.
d. Hasil observasi
perkembangan kemampuan balita:
Normal
PERUMUSAN MASALAH
|
No
|
Data
|
Masalah Kesehatan
|
|
1.
|
BB An. Lulu sejak bulan Agustrus menurun melewati BGM.
|
Kekurangtahuan ibu tentang nutrisi
balitanya dan kurangnya nafsu makan
balita.
|
|
2.
|
Kurangnya pengetahuan keluarga
mengenai PHBS terutama bahaya merokok.
|
Kekurangtahuan keluarga Tn.L
mengenai bahaya merokok, yaitu kebiasaan merokok dapat mengganggu kesehatan
keluarga.
|
PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
Sesuai data yang diperoleh saat
pengkajian terdapat beberapa masalah-masalah kesehatan yaitu:
a. Kurangnya pengetahuan tentang gizi
pada balita.
b.
Kurangnya pengetahuan tentang bahaya
merokok.
|
Masalah
kegiatan
|
Sifat
Masalah
|
Kemungkinan
Masalah dapat dirubah
|
Cara atasi
masalah
|
Dukungan
Sumber
Daya
|
Keterkaitan
dg program
pendidikan
|
Jumlah
Skor
|
|
Nutrisi Balita
|
4
|
3
|
3
|
4
|
3
|
17
|
|
Kebiasaan
merokok
|
3
|
3
|
4
|
2
|
3
|
15
|
Dari jumlah skor diatas maka urutan prioritas masalah adalah
:
1. Gizi balita
2.
Kebiasaan merokok
ANALISA
DATA
Keluarga
Tn. L di Rejowinangun Utara dengan
masalah gizi balita,
kurangnya pengetahuan PHBS tentang merokok.
Masalah yang
bisa muncul
1. Apabila ibu tidak
mengetahuitentang kebutuhan nutrisi balita maka akan terjadi kurang gizi bahkan bisa juga terjadi gizi
buruk pada balita.
2. Racun dalam rokok dapat terisap
oleh balita, dan akan
berakibat fatal bagi kesehatan bayi dan anggota keluarga lain.
ASUHAN
KEBIDANAN PADA KELUARGA Tn.L
|
No
|
Masalah Kebidanan
|
Tujuan
|
Rencana Asuhan
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
|
1.
|
Kurangnya pengetahuan keluarga
mengenai nutrisi balita
|
Setelah dilakukan konseling gizi
balita diharapkan ibu mengerti akan kebutuhan gizi balitanya sehingga kasus
kurang gizi pada anaknya dapat di perbaiki dan tidak terjadi gizi buruk
|
Tgl:3
Oktober 2014,jam 10.30
a.
Menjelaskan ibu tentang kebutuhan gizi balita
b.
|
Tgl:3
Oktober 2014,jam 11.00 wib
a. Menjelaskan pada ibu tentang kebutuhan gizi balita.
|
Tgl:3
Oktober 2014,jam 12.00 wib
a.
Ibu mengerti tentang kebutuhan gizi
balita.
|
|
3.
|
Kurangnya pengetahuan keluarga
mengenai bahaya merokok.
|
Setelah dilakukan penyuluhan
tentang bahaya merokok diharapkan keluarga sadar akan bahaya merokok.
|
Memberitahu keluarga mengenai zat
yang terkandung di dalam rokok.
|
Menjelaskan mengenai bahaya
merokok bagi tubuh perokok maupun orang di sekitarnya.
|
Keluarga mengerti dan mampu
menjelaskan kembali tentang bahaya merokok
|
BAB IV
PEMBAHASAN
Keluarga Tn.L tinggal dirumah
sendiri dengan kondisi rumah permanen dengan lantai keramik sampai dapur.
Keluarga Tn.L merupakan kumpulan keluraga inti. Dalam keluarga Tn.L memiliki
beberapa masalah yaitu mengenai kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi balita,
kurangnya pengetahuan keluarga tentnag PHBS terutama bahaya merokok. Setelah
dilakukan identifikasi masalah, lalu muncul masalah utama dalam keluarga Tn.L
yaitu masalah kurangnya pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi balita,kemudian
dilakukan beberapa tindakan untuk mengatasi salah satu dari masalah tersebut,
yaitu dengan melakukan sosialisasi. Dan setelah dilakukan sosialiasasi, maka
sekarang keluarga Tn.L terutama pada Ny. S sudah mengetahui mengenai apa itu
gizi balita,apa saja makanan yang bergizi sehingga diharapkan nantinya dapat
mengerti kebutuhan nutrisi pada balita dan memberikan edukasi kepada Tn. L
bahayanya merokok didalam rumah yaitu
dapat membahayakan kesehatan keluarganya terutama kesehatan pada balita. Karena
masalah gizi pada balita akan sangat berpengaruh apabila balita sakit karena
sering terpapar asap rokok dari ayahnya. Setelah dilakukan edukasi Tn. L
mengerti bahayanya merokok didalam rumah ataupun didekat anak dan istrinya.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Asuhan kebidanan komunitas memfokoskan pemberian pelayanan
pada setiap keluarga yang berada dalam wilayah kerjanya. Bentuk pemberian
pelayanan yang dilaksanakan adalah menyelesaikan berbagai permasalahan di
bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak. Kegiatan-kegiatan tersebut
tentunya bertujuan akhir untuk menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi.
Dari berbagai penyuluhan yang telah dilakukan diharapkan akan mampu
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai permasalahan kesehatan mereka
sehingga diharapkan masyarakat akan lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada di lingkungannya. Begitu juga dengan keluarga Tn.L setelah
dilakukan beberapa tindakan untuk menyelesaikan masalah yang ada, kini keluarga
Tn.L sudah lebih memahami apa dan bagaimana cara mengatasi masalah
kesehatannya.
B.
Saran
1. Kepada Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan lebih dapat menggali lebih dalam lagi
mengenai kesehatan keluarga dan meningkatkan pengetahuan mengenai asuhan
kebidanan pada keluarga.
2. Kepada Keluarga
Dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan keluarga dapat
mengenali masalah kesehatan serta mampu mencari penyelesaian secara mandiri.
3. Kepada Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan bimbingan
yang dapat memberikan semangat bagi para mahasiswa.
DAFTAR
PUSTAKA
Ari Kunto, S.
2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (edisi revisi V)
cetakan kedua belas. Jakarta : Rhineka Cipta.
Nasrul
Effendy. (1998). Dasar-dasar kesehatan masyarakat. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Saifudin,
Abdul Bahri. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal. Jakarta : JHPIEGO.
Utami
Roesli, 2009. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta : Banyu Media.
Varney, Hellen. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar